Ikuti Kami

Whisnu Terus Pantau Perkembangan Semburan Lumpur 

Semburan lumpur yang keluar dari pekarangan rumah Liswati, warga Perumahan Kutisari Indah Utara III/19, Kecamatan Tenggilis Mejoyo.

Whisnu Terus Pantau Perkembangan Semburan Lumpur 
Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana. Foto: tempo.

Surabaya, Gesuri.id - Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan pihak Pemerintah Kota Surabaya akan memantau perkembangan semburan lumpur yang keluar dari pekarangan rumah Liswati, warga Perumahan Kutisari Indah Utara III/19, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur

"Debitnya mulai berkurang terus. Dalam satu minggu ini kalau bisa tutup ya ditutup," katanya.

Baca: Whisnu Sakti Akui Hanya Sekali Saja Pindah Partai

Soal drum berisi lumpur bercampur minyak dan air, Whisnu mengatakan pihaknya menyerahkan ke pihak terkait dalam hal ini Pertamina. 

"Kalau itu dibuang nanti jadi polusi. Soalnya itu minyak mentah," katanya.

Sejauh ini, lanjut dia, pihaknya menduga memang Surabaya khususnya di kawasan Kutisar dahulunya merupakan bekas tambang minyak, sehingga bisa jadi adanya semburan lumpur tersebut muncul karena itu.

"Tapi sekarang tidak ada tambang minyak lagi di Surabaya. Itu muncul munkin karena kondidsi panas, kemarau dan sebagainya," katanya.

Saat ditanya apakah dalam sepekan perlu relokasi warga, Whisnu mengatakan tidak perlu warga direlokasi. "Tidak sampai rekolasi, itu jelas jelas minyak," katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Eko Agus Supiadi sebelumnya mengatakan petugas DLH telah mengecek semburan lumpur di Perumahan Kutisari Indah Utara III Nomor 19 itu, yang kemudian dinilai bisa masuk dalam kategori berbahaya karena kualitas udara di sekitar lokasi kejadian ada peningkatan, atau tepatnya ada peningkatan suhu udara.

"SO2 (Sulfur Dioksida)-nya di atas rata-rata, melebihi batas mutu," ujarnya.

Eko pun menyebut bahwa batas normal SO2 adalah 900 mikrogram per meter kubik. Sementara, dari pengukuran yang dilakukan di lokasi semburan dengan alat gas monitoring kit, kadar SO2-nya mencapai 1.396,36. Hasil pengecekan sementara juga mengandung belerang.

Baca: Whisnu Sakti Motoran Sambil Menyapa Milenial

Selain SO2, DLH juga mengukur Nitrogen Oksida (NO), ozon permukaan (O3), dan Karbon Monoksida (CO). Hasilnya, NO hasilnya 0,0 mikrogram per meter kubik, O3 hasilnya 67,86, serta CO-nya 2.165,1. Sementara temperatur tercatat 27,9 derajat.

Mengenai tindakan selanjutnya, Eko mengatakan DLH Surabaya akan terus berkomunikasi dengan tim dari Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) Provinsi Jatim.

Quote