Ikuti Kami

Wujudkan "Green City", Semarang Pasang Beton Berpori

Beton berpori mampu menyerap air hujan ke dalam tanah meski permukaannya dibeton sehingga bisa mencegah terjadinya genangan air.

Wujudkan
Kota Semarang.

Semarang, Gesuri.id - Pemerintah Kota Semarang berupaya mewujudkan "green city" melalui fasilitas publiknya, di antaranya pemasangan beton berpori.

"Konsep kota hijau ini, salah satunya diupayakan dengan jalur pedestrian dari beton berpori," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Jumat (11/1).

Baca: Semarang 10K Sukses, Hendi: Efektif Menarik Wisatawan

Beton berpori itu, kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi itu, mampu menyerap air hujan ke dalam tanah meski permukaannya dibeton sehingga bisa mencegah terjadinya genangan air.

Dia menjelaskan lapisan beton berpori paling atas memungkinkan air mengalir melalui matriks batu kecil ke puing yang lebih longga di bawahnya.

Di bagian paling bawah, kata politikus PDI Perjuangan itu, terdapat sistem drainase yang bisa menampung dan mengalirkan air yang terserap ke dalam tanah.

"Dengan inovasi ini, ketika ada hujan, air tetap bisa terserap di tanah walaupun dibeton. Ya, untuk kenyamanan pejalan kaki juga," katanya.

Hendi mengklaim pemasangan beton berpori untuk jalur pedestrian itu bisa meningkatkan kenyamanan pejalan kaki tidak sepanas aspal ketika cuaca terik.

"Selain mencegah genangan, bisa mengurangi pemanasan aspal ketika cuaca panas sebagai bagian mengejar target penurunan suhu udara di Kota Semarang," katanya.

Sekarang ini, beton berpori telah terpasang di jalur pedestrian di berbagai jalan protokol, seperti Jalan Dr Sutomo, Jalan Veteran, Jalan M.T. Haryono, Jalan S. Parman, dan Jalan Abdurrahman Saleh.

"Kemudian, di Kelurahan Kandri juga, di Waduk Jatibarang, sepanjang Kampung Kali, dan sebagainya," katanya.

Pemkot Semarang berupaya membuat Semarang menjadi lebih hijau, termasuk dengan memperbanyak penghijauan, seperti di Jalan Pemuda.

"Kalau lewat Jalan Pemuda, tiang penerangan jalan kami maksimalkan untuk menaruh pot-pot tanaman. Semua kami upayakan, termasuk menggalakkan 'urban farming'," katanya.

Baca: Pembangunan Underground Simpang Lima Semarang Terus Dikaji

Belum lama, 72 unit Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang juga dipasangi konverter bahan bakar gas (BBG) untuk menekan emisi dan menghemat bahan bakar.

Bekerja sama dengan Pemerintah Kota Toyama, Jepang, moda transportasi massal yang sudah terpasangi konverter itu, bisa menekan penggunaan solar.

Quote