Jakarta, Gesuri.id - Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Faozan Amar mengatakan rencana pasangan calon (paslon) nomor 02 Prabowo-Sandi untuk meliburkan sekolah dan kampus selama bulan puasa Ramadhan, membuat dunia pendidikan kurang produktif.
Selain membuat pendidikan kurang produktif, Faozan juga mengatakan gagasan libur sekolah selama bulan puasa kurang substantif. Karena pendidikan berlangsung sepanjang hayat.
Baca: Cawapres 02 Hanya Pandai Berdemagogi dan Beretorika
"Pendidikan khan minal Mahdi ilal lahdi, dari ayunan sampai ke liang kubur atau long life education. Jadi meliburkan sekolah selama puasa kurang substantif," ujar Faozan kepada Gesuri, Rabu (20/3).
Menurut Faozan, liburan diawal dan diakhir Ramadhan yang selama ini berjalan sudah cukup baik.
"Apa yang sudah berjalan selama ini sudah baik, karena proses belajar mengajar tetap berjalan dengan tetap menghormati para guru dan siswa dalam menjalankan Ibadah puasa," ujar Sekretaris LDK PP Muhammadiyah itu.
Faozan juga mengingatkan, diantara hikmah orang berpuasa adalah melatih disiplin dan menghilangkan sifat malas. Dan itu bisa diwujudkan dengan tetap bersekolah selama bulan Ramadhan.
"Jadi jangan jadikan puasa sebagai alasan untuk malas bersekolah," ujar Faozan.
Faozan juga mengatakan dalam pasal 29 UUD 1945 ditegaskan bahwa Negara menjamin Kemerdekaan tiap-tiap warga negara untuk menjalankan ajaran agama dan keyakinannya itu.
Baca: 01 Unggul di Darat dan Udara, 02 Unggul di Daya Gertak
"Dan negara juga diamanatkan UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, kewajiban mencerdaskan bangsa harus sejalan dengan menjalankan ajaran agama tidak boleh dipisah-pisahkan," ujar Faozan.
Seperti diketahui, paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno merencanakan akan meliburkan sekolah dan kampus 1 bulan penuh selama puasa. Hal itu dimaksudkan agar anak-anak sekolah dan kampus fokus belajar agama Islam pada bulan Ramadhan.
