Ikuti Kami

DPD Jatim Pilih 'Door to Door' Dibanding Pengerahan Massa

PDI Perjuangan akan lebih fokus kepada kampanye 'door to door' dan jemput bola dengan bertemu langsung dengan calon pemilih.

DPD Jatim Pilih 'Door to Door' Dibanding Pengerahan Massa
PDI Perjuangan Jatim Ingin Beri Edukasi Politik ke Masyarakat.

Surabaya, Gesuri.id - Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Bambang Juwono, mengungkapkan bahwa PDI Perjuangan meninggalkan gaya kampanye pengerahan dan pengumpulan masa dalam masa kampanye Pemilu 2019.

Baca: Bidik 70 Persen Suara, Jokowi: Kampanye "door to door"

Logos, sapaan akrabnya mengatakan, PDI Perjuangan akan lebih fokus kepada kampanye 'door to door' dan jemput bola dengan bertemu langsung dengan calon pemilih.

"Intruksi ini sudah disampaikan oleh Pak Sekjen di Jawa Timur beberapa waktu lalu dan sudah mulai dijalankan," kata Logos, Selasa (27/11).

Menurut Logos, ada beberapa alasan lebih dipilihnya sistem kampanye door to door daripada pengumpulan massa.

"Ini untuk menghindari kesan kampanye yang hura-hura, karena kampanye kan merupakan cara kita melalui proses demokrasi untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat," kata Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPRD Provinsi Jatim dari Dapil IX ini.

Pertemuan-pertemuan tersebut nantinya akan difokuskan ke komunitas-komunitas kecil yang bisa dimulai dari tetangga kanan-kiri dan keluarga, kemudian merambat ke komunitas.

"Jadi tidak harus pengerahan membikin panggung besar-besaran kalau mungkin ada itu hanya di akhir kampanye selebihnya kita bertemu bertemu masyarakat dan kelompok kecil dan metodenya adalah dialog karena ini kan juga bertujuan untuk menyerap aspirasi masyarakat juga," ucapnya.

Baca: Jokowi Minta Caleg Perempuan Kampanye 'Door to Door'

Metode ini, lanjut Logos, juga dilakukan untuk mengantisipasi situasi masyarakat yang kurang memahami lebih detail pada sistem Pemilu 2019 yang pelaksanaannya berbarengan yaitu Pemilihan DPD, DPRD kota/kabupaten, DPRD provinsi, dan DPR RI, serta Pilpres.

"Bayangkan saja masyarakat harus mencoblos kurang lebih 4,5 menit untuk lima surat suara, ini harus diedukasi agar masyarakat juga harus tahu dan tidak sekadar memilih. Mereka harus ikut bertanggung jawab dengan pilihannya," pungkasnya.

Quote