Ikuti Kami

Henry Yoso: Saya Jijik Lihat Cara Berpolitik La Nyalla

"Saya diajarkan oleh orang tua, Pimpinan Partai kami Ibu Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Jokowi untuk berpolitik secara santun"

Henry Yoso: Saya Jijik Lihat Cara Berpolitik La Nyalla
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan H. KRH. Henry Yosodiningrat, SH. MH

Lampung Timur, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan H. KRH. Henry Yosodiningrat, SH. MH. menyebut orang seperti La Nyalla Mattalitti, mantan Politisi Gerindra, merupakan tipikal politisi yang sangat berbahaya karena oportunis dan menghalalkan segala cara.

Demikian disampaikan Henry kepada wartawan, di sela-sela Kunjungan Resesnya di Desa Banjar Rejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, Minggu (23/12/2018).

Hal itu dikatakan Henry, untuk merespon pengakuan La Nyalla yang telah menyebar isu kalau Jokowi itu PKI dalam Pilpres 2014, saat dirinya menjadi bagian dari Tim Sukses Prabowo-Hatta.

"Selama ini saya mengikuti berbagai pemberitaan tentang pengakuannya, yang dengan bangga mengakui telah memfitnah Jokowi PKI, dan terhadap pengakuan itu sebagian orang memujinya, bahkan nyaris memberikan penghargaan atas "kejujuran"  dirinya. Tapi lama kelamaan saya jijik dengan berbagai pemberitaan yang menyangkut cara berpolitik La Nyalla Mattalitti," ujarnya.

Cara berpolitik seperti itu, ditegaskan Henry, adalah politik busuk, politik jahat, berpolitik keji, politik yang tidak beradab. Yang tidak mencerminkan bagaimana seharusnya cara berpolitik bagi sebuah Bangsa yang mengagungkan Pancasila sebagai Falsafah dalam kehidupan Bernegara termasuk dalam kehidupan berpolitik.

Nanti kalau misalnya ia kecewa dengan Jokowi, hal yang sama, menurut Henry, akan dilakukan La Nyalla. Terutama saat ia memfitnah Jokowi dengan isu PKI dan menyebar Tabloid Obor Rakyat yang termasuk tindak pidana berat.

"Kalau pun Jokowi memaafkan, tapi saya sebagai kader PDI Perjuangan, yang notabene partai pengusung Presiden Jokowi, saya tetap marah atas segala kelakuannya di masa lalu dan tiba-tiba sekarang untuk kepentingannya menjadi Anggota DPD RI, ia meminta maaf kepada Presiden Jokowi," kesal Henry.

Dan yang utama, lanjut Henry, penting menjadi pendidikan bagi masyarakat, agar mengenal orang seperti La Nyalla itu berbahaya sebagai politisi. 

Karena La Nyalla, masih kata Henry, merupakan penganut teori Machiavelli yang untuk meraih kekuasaan diperbolehkan mengandalkan tipu muslihat, kelicikan dan dusta atau politik menghalalkan segala cara termasuk memfitnah.

"Saya diajarkan oleh orang tua, Pimpinan Partai kami Ibu Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Jokowi untuk berpolitik secara santun berkeadaban dan tidak menghalalkan segala cara, karena politik itu suci," tukas Henry Yoso, sapaan akrabnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Kamar Dagang Industri Provinsi Jawa Timur itu mengaku sudah meminta maaf kepada Presiden Jokowi karena dia yang menyebarkan Tabloid Obor Rakyat yang berisi fitnah Jokowi aktivis PKI.

"Saya sudah minta maaf ke Pak Jokowi, bahwa saya yang isukan Pak Jokowi PKI. Saya yang sebarkan Obor Rakyat di Jawa Timur dan Madura," ujar La Nyalla Mattalitti di kediaman Ma'ruf Amin, Selasa, 11 Desember 2018.

Diketahui, Tabloid Obor Rakyat terbit pertama kali pada Mei 2014 dengan judul 'Capres Boneka' dengan karikatur Jokowi sedang mencium tangan Megawati Soekarnoputri. Obor Rakyat menyebut Jokowi sebagai simpatisan PKI, keturunan Tionghoa, dan kaki tangan asing. Dalam waktu singkat tabloid ini menghebohkan masyarakat pada masa kampanye Pilpres 2014.

Quote