Ikuti Kami

Hoax Gunakan Gabungan Teknologi Informasi dan Psikologi

Hoax ini memiliki pola yang terstruktur, diulang-ulang, dan mengaduk-aduk emosi dan kepercayaan seseorang. 

Hoax Gunakan Gabungan Teknologi Informasi dan Psikologi
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengatakan penyebaran informasi menyesatkan atau hoax di masyarakat tak terbendung.

Hoax ini memiliki pola yang terstruktur, diulang-ulang, dan mengaduk-aduk emosi dan kepercayaan seseorang. 

Baca: Presiden Jokowi Terus Bekerja Meski Kerap Diserang Hoax

Dan informasi menyesatkan dengan tujuan tertentu tersebut, didesain dengan menggabungkan kecanggihan teknologi informasi dengan psikologi.

Hal tersebut disampaikan Budiman dalam diskusi Media & Industri 4.0 dengan tema “Memanfaatkan Digital Sebagai Media Berkarya dan Menangkal Hoax” yang digagas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Auditorium KHA Dahlan PP Muhammadiyah, Kamis (28/3).

Menurut Budiman, sebuah lembaga bernama Cambridge Analitycal telah memetakan tipe-tipe seseorang melalui data-data yang diperolehnya. Data itu bersumber dari beberapa platform media sosial, terutama Facebook dan Twitter.

Dengan pemetaan tersebut, menurut Budiman, maka penggunaan hoaks dapat disesuaikan sehingga dapat mencapai sasaran.

“Kalau dibiarkan dapat seperti di Suriah. Berhasil dengan mudahnya mengatas namakan kepentingan rakyat. Dipicu lagi, mendekati yang tidak memiliki kemampuan," kata  Anggota Komisi II DPR RI itu. 

Baca: Hoax PKI Paling Banyak Serang Jawa Barat

Cara Cambridge ini, lanjut Budiman telah terbukti sukses memenangkan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden di Amerika 2016 dan mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa dalam Brexit 2016. 

"Cara Cambridge ini juga sukses di negara-negara seperti Kenya dan Brasil, namun gagal di Malaysia," kata Budiman.

Quote