Ikuti Kami

Jokowi Tak Selamanya Harus Diam

Mantan Walikota Solo ini tak lagi mau diam terus menerus jika diserang.

Jokowi Tak Selamanya Harus Diam
Presiden Jokowi di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (3/1).

Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden petahana, Joko Widodo mengaku sesekali ingin membalas serangan tanpa data yang kerap dilontarkan oleh rivalnya, Prabowo Subianto. Mantan Walikota Solo ini tak lagi mau diam terus menerus jika diserang.

Baca: Alumni Menteng 64 Deklarasi Jokowi Pemimpin untuk Semua

Ditemui usai menghadiri acara Rapat Konsolidasi Tim Nasional Jenggala Center, Jokowi menegaskan apa yang diucapkan sesuai dengan kenyataan dan apa adanya.

"Saya menyampaikan apa adanya. Ya kan, masa saya diem terus. Saya suruh diem terus? Saya suruh sabar terus? Yaa, ndak dong. Saya sekali-sekali dong (menyerang)," ungkap Jokowi di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (3/1).

Seperti diketahui, dalam sehari Jokowi telah melakukan berbagai serangan balasan dengan berbicara sejumlah isu yang kerap diucapkan oleh capres nomor urut 02, Prabowo. Ini merupakan bentuk balasannya yang selama ini hanya diam ketika pemerintahannya dikritik tanpa data oleh kubu oposisi. Serangan balasan itu dia lakukan saat kampanye di Semarang, Jawa Tengah dan Surabaya, Jawa Timur akhir pekan ini, Sabtu (2/2).

Dalam kampanyenya, Presiden RI ini kerap menyindir beberapa pernyataan Prabowo yang cukul kontroversial. Seperti prediksi Indonesia bubar, Indonesia yang dikhawatirkan akan seperti Haiti, hingga kasus hoax fenomenal mantan jurur bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiga, Ratna Sarumpaet.

Soal Indonesia bubar dan akan punah, Jokowi mengatakan untuk tidak mengajak rakyat Indonesia jika ada pihak yang mengatakan hal seperti itu. Sebelumnya, Prabowo pernah mengatakan Indonesia akan bubar di tahun 2030, belakangan diketahui prediksinya itu dia ambil dari novel fiksi karangan PW Singer dan August Cole.

Sementara isu Indonesia akan punah, sempat dilontarkan oleh Prabowo saat Konferensi Nasional Partai Gerindra di akhir tahun 2018. Di hadapan para kader Gerindra dan elite timses Prabowo-Sandiaga, ia menyatakan pihaknya tidak boleh kalah di pilpres kali ini. Sebab, menurutnya, elite yang berkuasa di Indonesia selalu gagal menjalankan amanah rakyat yang justru membuat negara bisa punah

"Masa ada yang bilang Indonesia bubar dan Indonesia punah? Ya bubar sendiri saja, punah sendiri saja. Tapi jangan ajak-ajak kita rakyat Indonesia," ujar Jokowi saat mengujungi Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah di MG Setos, Semarang.

Di Surabaya, Jokowi juga mengaku merasa kesal saat ada yang membandingkan Indonesia dengan salah satu negara miskin di Amerika, Haiti. Perbandingkan antara Indonesia dan Haiti ini juga dilontarkan oleh Prabowo. Dia menyebut, kekayaan di Indonesia hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.

Menurut Jokowi, sangat tidak pas membandingkan Indonesia dan Haiti. Pasalnya, Indonesia sudah masuk ke dalam G20. 

"Ini tidak apple to apple. Kalau semua kita ecer-ecer begini, kita sudah bertahun-tahun ngecer-ngecer anggaran, hasilnya apa? Baunya saja nggak kelihatan, sehingga mesti ada tahapan besar. Karena negara kita negara besar, Bapak, Ibu, Saudara sekalian. Jadi jangan dibandingkan negara kita yang sudah masuk G20 dimasukkan dengan negara Haiti, Haiti. Ya kan?" kata Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengungkit kasus hoaks yang dibuat oleh manyan Jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet. Seperti diketahui, ibunda aktri Atiqa Hasiholan ini tiba-tiba melempar isu bahwa telah terjadi penganiayaan terhadap dirinya hingga membuat wajahnya lebam-lebam.

Kebohongan Ratna saat itu pun dimakan mentah-mentah oleh sejumlah elit pendukung paslon 02. Mereka bahkan mempertanyakan keabsenan pemerintah yang tidak mengusut kejadian tersebut. Setelah gontok-gontokan dan tudingan bertubi-tubi yang dialamatkan kepada paslon 01, Jokowi-Ma'ruf Amin, belakangan terungkap penyebab lebamnya wajah Ratna. 

Baca: Budiman Sudjatmiko Ajak Masyarakat Tidak Golput

Pemain teater kawakan ini pun ketahuan berbohong. Dia akhirnya mengaku penyebab wajahnya lebam tak lain karena dia baru saja menjalani operasi plastik. Akibat kebohongannya itu, Ratna Sarumpaet harus berurusan dengan hukum dan harus rela hidup di balik penjara.

"Jangan sampai ada ngomong lagi muka lebam-lebam dipukuli dan dianiaya, padahal operasi plastik. Dipikir masyarakat itu nggak ngerti. Masyarakat kita sekarang ini cerdas-cerdas, pintar-pintar, apalagi yang ada di hadapan saya ini para intelektual," ujar Jokowi.

"Apa sih maksudnya dulu-dulu? Ini bonyok kabeh, bonyok semuanya, ini mau diarahkan ke mana sebetulnya? Mau diarahkan ke saya, bahwa yang menganiaya itu adalah kelompoknya 01. Mau diarahkan ke saya, tahu. Ngomong-nya panjang seperti itu," ungkapnya.

Quote