Ikuti Kami

KNPI Tolak Pemulangan Rizieq Sebagai Syarat Rekonsiliasi

Rekonsiliasi bukanlah bagi-bagi jabatan yang disertai syarat memulangkan seseorang yang pergi sendiri. 

KNPI Tolak Pemulangan Rizieq Sebagai Syarat Rekonsiliasi
Wasekjen Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)  Pusat, Amilan Hatta.

Jakarta, Gesuri.id - Wasekjen Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)  Pusat, Amilan Hatta mengkritik rekonsiliasi antara kubu Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo yang disertai syarat pemulangan tokoh Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. 

Pria yang akrab disapa Milan ini menegaskan, rekonsiliasi bukanlah bagi-bagi jabatan yang disertai syarat memulangkan seseorang yang pergi sendiri. 

Baca: Andreas Tegaskan Pentingnya Peran Oposisi di Pemerintahan

“Rekonsiliasi adalah wujud kesadaran kita untuk mengembalikan keteraturan bangsa, bukan tentang sebatas bagi-bagi jabatan, apalagi tentang  memulangkan seseorang yang pergi sendiri dan minta dipulangkan” ujar  Milan yang juga kader PDI Perjuangan ini, baru-baru ini.

Menurut Milan, justru dengan adanya syarat tentang pemulangan Habib Rieziq, rekonsiliasi tidak dapat disebut rekonsiliasi yang murni. Rekonsiliasi dengan syarat semacam itu hanyalah transaksi politik. 

Milan juga menegaskan, polarisasi politik yang terjadi semenjak Pemilu 2014, Pilkada Jakarta 2017, serta Pilpres 2019 sudah cukup menghawatirkan. Sebab telah banyak terjadi pergolakan dalam masyarakat, sehingga menurutnya ide rekonsiliasi kali ini jangan sampai ditunggangi kepentingan yang tidak subsatantif sehingga menepikan kepentingan rakyat. 

Milan menjelaskan, bahwa yang diharapkan masyarakat khususnya dari kalangan pemuda adalah agar ide rekonsiliasi bersyarat tersebut cuma sebatas angin lalu yang memperkeruh suasana. 

“Yang saya herankan ya, bagaimana bisa kita menerima rekonsiliasi yang tidak lebih hanya sebatas istilah, yang pada akhirnya membuat kita menarik kemudi dan menarik diri kebelakang dari konteks pembangunan bangsa ke arah yang lebih maju” ujar Milan.

Baca: Tangan Dingin Megawati Juga Berperan Besar

Milan menegaskan, demokrasi  sejauh ini seharusnya sudah mampu dijadikan sebagai ruang nalar untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Namun hal itu harus dengan catatan bahwa setiap elit politik harus mampu bertindak dan berfikir sebagaimana Negarawan bertindak dan berfikir.  

“Jika mau di tarik ke belakang, dan jika para elit politik serta setiap elemen masyarakat mampu dewasa, tidak akan kita ribut dengan rekonsiliasai. Cukup kenali konsep Nawacita II itu dulu, maka tidak ada yang merasa terintimidasi karena semuanya nyaman di dalamnya” papar Milan.

Quote