Ikuti Kami

Manipulasi Ekonomi Tak Ganggu Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf

Jika kekurangan pemerintah karena faktor ekonomi dan kemiskinan, itu data yang dimanipulasi oleh pihak yang tidak senang.

 Manipulasi Ekonomi Tak Ganggu Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf
Capres dan Cawapres, Jokowi-Ma'ruf di debat perdana, Kamis (17/1). (Foto: gesuri.id/Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Juru Bicara (Jubir) Tim Kampanye Nasional (TKN) Eva Sundari menekankan isu faktor ekonomi dan harga kebutuhan pokok yang mahal tidak memengaruhi elektabilitas capres petahana. Selama ini, Eva melanjutkan, keberhasilan pemerintahan Jokowi di sektor ekonomi memang fakta dan bagian dari isu yang dikampanyekan.

Baca: Jokowi–Ma’ruf Siap Debat Tanpa Kisi-kisi

“Kalau aku ke bawah justru aku mengampanyekan keberhasilan di bidang ekonomi. Kalau dibilang kegagalan itu agak aneh gitu loh,” ujarnya, Senin (21/1) malam.

Eva menjelaskan, beberapa keberhasilan pemerintah di bidang ekonomi yaitu seperti halnya harga-harga yang merata karena pembangunan infrastruktur berjalan baik, angka kemiskinan menurun di mana pada 2014 10,96 persen, kemudian pada tahun 2018 menjadi 9,82 persen.

Sehingga, kata Eva, jika kekurangan pemerintah disebut karena faktor ekonomi dan kemiskinan, menurutnya, itu data yang dimanipulasi oleh pihak yang tidak senang dengan pemerintah.

“Dibilang harga kita naik, padahal secara statistik, harga-harga kita salah satu terendah di Asia. Ini seperti manipulatif fakta, tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya,” pungkasnya.

Tetapi, dikatakan Eva, jika bicara keberhasilan pemerintahan karena faktor dari infrastruktur, ia pun membenarkan hal tersebut. Menurutnya, dikarenakan infrastruktur yang memadai, transportasi pun pendistribusian produk pun menjadi lancar.

Baca: TKN: Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Meningkat Pasca Debat

“Melalui infrastruktur, transportasi memadai karena jalanan bagus sehingga harga-harga menjadi merata,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Survei Media Nasional (Median) Rico Marbun mengatakan kekurangan pemerintahan Jokowi berdasarkan hasil survei, masih dalam program yang berkaitan dengan ekonomi dan kemiskinan 14,4 persen, harga-harga yang mahal 10,1 persen, serta kurangnya lapangan pekerjaan sebesar 6,4 persen.

Quote