Malang, Gesuri.id - Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Malang Didik Gatot Subroto menganggap pemilu serentak yang pertama kali dilakukan ini, berbahaya bagi para petugas di lapangan.
"Dan hal ini terbukti dengan cukup banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia dikarenakan beban kerja yang sangat berat. Serta tekanan yang juga tinggi," kata Didik di Malang, Rabu (24/4).
Baca: Santunan Untuk Petugas Pemilu yang Meninggal Disetujui
Didik mencontohkan, beban tugas yang diemban petugas di wilayah Dapil VI dimana dirinya kembali maju menjadi caleg. Dapil VI yang meliputi wilayah Lawang, Pakis dan Singosari merupakan wilayah luas dengan pemilih terbanyak, yaitu 401.347.
"Untuk rekapitulasi di tingkat PPK saja satu kelurahan baru bisa selesai selama 3 hari. Itu yang di wilayah Singosari saja. Jadi memang beban petugas sangat berat sekali karena harus menghitung lima lembar surat suara di tahun ini," urainya.
Dengan sistem menggabungkan lima pemilihan, yakni presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota secara serentak, telah membuat kontestan pun kewalahan, khususnya bagi DPD, DPR dan DPRD.
"Kita ketahui penggabungan pilihan ini memang memiliki konsekuensi. Di tingkat pileg, gaungnya kalah dengan pilpres. Di tataran petugas pemilu pun akhirnya memang seperti kita lihat saat ini. Perlu adanya evaluasi ke depan, tanpa mengurangi kesuksesan jalannya Pemilu 2019 ini," terang Didik.
Baca: DPRD Sarankan Pemprov Kalsel Segera Bayar Honor KPPS
Di tataran KPU Kabupaten pun, nyaris sama dengan di desa maupun kecamatan. Besarnya antusias masyarakat untuk segera melihat hasil pemilu, serta begitu besarnya jumlah surat suara telah membuat server KPU Kabupaten Malang down.
Hal ini yang membuat masyarakat tidak bisa mengikuti perkembangan hasil suara yang telah masuk ke KPU Kabupaten Malang.