Tangerang, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengatakan pemuda Indonesia agar tidak terlalu terseret ke dalam 'politik praktis'. Hasto menjelaskan, politik praktis yang dia maksud adalah seperti pengotak-ngotakan pemuda dalam partai politik.
Baca: Hasto dan Djarot Kunjungi Museum Multatuli
"Pemuda tidak perlu terlibat politik praktis. Politik praktis dalam pengertian 'aku partainya A, kamu partainya B', tidak boleh," kata Hasto dalam kegiatan nongkrong bareng kaum milenial di Kafe Roti 88 di sela Safari Politik Kebangsaan IV, di Kota Tangerang, Jum'at, (21/12).
Menurut Hasto pemuda harus fokus kepada masa depan Indonesia itu sendiri. Karena bagi Hasto, pemuda memiliki intuisi penemuan dan intuisi akan masa depan yang masih tajam.
"Pemuda harus berpikir tentang masa depan, dia punya 'sense of direction', dia punya 'sense of discovery', bagaimana penemuan-penemuan yang dilakukan oleh kaum muda yang bersekutu dengan ilmu pengetahuan, sehingga kita mencapai kemajuan Indonesia Raya," lanjut Hasto.
Hasto mengatakan, sejarah pemuda Indonesia itu luar biasa. Ia mencontohkan bagaimana Bung Karno yang menjadi Presiden RI pada usia 44 tahun dan bercita-cita memimpin masa depan zamannya.
"Pada tahun '55 sudah diadakan Konferensi Asia-Afrika, dimana seluruh bangsa-bangsa Asia-Afrika berkumpul dan mendeklarasikan sebuah semangat Deklarasi Bandung, Dasa Sila Bandung, dari situlah kepeloporan kaum muda Indonesia di dalam membangun sebuah tata dunia yang baru, yang bebas dari kemiskinan dan ketidakadilan," ujar Hasto.
"Jadi kalau kita melihat sejarah, tidak ada alasan pemuda Indonesia untuk pecah, tidak ada," lanjut Hasto.
Baca: Hasto Sowan ke Abuya Muhtadi Serukan Persatuan
Dalam konteks saat ini, Hasto pun meminta agar semangat persatuan pemuda Indonesia masa silam tetap diresapi dalam pelaksanaan Pemilu 2019.
"Dan untuk itu, mari kita menjadikan pemilu ini jangan sampai memecah belah kita. Pemilu ini kita laksanakan dengan penuh gembira," ujar Hasto.
