Ikuti Kami

Sari Koeswoyo Kagum Kebhinnekaan di Kampung Kristen Kalitidu

Sari: Tidak ada konflik di desa ini karena semua 'keluarga'.

Sari Koeswoyo Kagum Kebhinnekaan di Kampung Kristen Kalitidu
Caleg DPR RI PDI Perjuangan Dapil Jatim 9, Nomor Urut 3, Sari Koeswoyo, blusukan ke kampung Kristen di Desa Sukoharjo, Kelurahan Leren, Kecamatan Kalitidu, akhir pekan lalu. (Foto: Dok. Sari Koeswoyo)

Jakarta, Gesuri.id - Ada yang unik dan menarik dari Bojonegoro. Sebuah kampung tepatnya di Desa Sukoharjo, Kelurahan Leren, Kecamatan Kalitidu dikenal dengan sebutan Kampung Kristen.

Namun di kampung itu ke-Bhinnekaan Tunggal Ika jelas terasa, nilai-nilai luhur Pancasila jelas tercermin, hingga menjadi serupa minaturnya NKRI.

Baca: Sari Koeswoyo Takjub dengan Kehangatan Para Srikandi Trucuk

Caleg DPR RI PDI Perjuangan Dapil Jatim 9, Nomor Urut 3, Sari Koeswoyo, dalam blusukannya ke kampung Kristen akhir pekan lalu, menceritakan kekagumannya kepada Gesuri, Senin (11/2).  

Sari mengatakan ada dua gereja di desa tersebut, gereja Kristen dan Katolik. Masyarakatnya, lanjut Sari, bersifat homogen. 

"Ya nasrani ya islam. Tidak ada konflik di desa ini karena semua 'keluarga'. Ibu nasrani, ayah islam. Kakak islam, adik nasrani, ayah kristen anak-anak islam, ibu katolik. Luar biasa!! Acara keagamaan dirayakan bersama," ungkap Putri Penyanyi Legendaris Band Koes Plus, Yok Koesowoyo itu dengan rasa kagum.

Tak hanya itu, Sari yang bernama asli Louise Herning Hapsari juga menceritakan kehidupan para relawannya di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu tersebut. "Relawan saya ternyata keluarga besar bahkan sepertiga ujung desa dikuasai mereka. Dan ibu-ibu inilah ujung tombaknya.

Santai di siang hari, sementara tadi pagi mereka sudah 'nyawah'," Sari menambahkan.

Baca: Sari Koeswoyo: Jangan Biarkan Batik Habis Dimakan Zaman

Menurut Sari, di Kelurahan Leren itu, para ibu itu dahulu adalah pengusaha kerupuk dan kue-kue kering yang dijual di pasar. Namun, Ia melanjutkan, akibat kondisi jalanan yang buruk sehingga penjualan menjadi sulit, kurang modal dan berbagai permasalahan lainnya. Dampaknya, ungkap Sari, usaha mereka menjadi tersendat. 

"Mereka butuh jalan, mereka butuh modal. Ah relawanku adalah pejuang. Sempat kami berbicara, bagaimana membuat koperasi simpan pinjam khusus 'pengusaha' perempuan. Aah saya yakin pasti 'Rampak Sarinah' punya solusinya," kata Sari optimistis.

Quote