Ikuti Kami

Whisnu Sakti Akan Tetap Pertahankan RTH 30 Persen 

Secara teknis hal tersebut sudah dipikirkan para ahli lingkungan sejak dulu.

Whisnu Sakti Akan Tetap Pertahankan RTH 30 Persen 
Ilustrasi. Ruang Terbuka Hijau di Surabaya.

Surabaya, Gesuri.id - Bakal Calon Walikota Surabaya, Whisnu Sakti (WS) Buana menekankan seluruh keberlanjutan pembangunan pasca Wali Kota Tri Rismaharini harus tetap berwawasan lingkungan. Dari segi lingkungan sendiri, kebijakan Pemkot ke depan tetap mempertahankan ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 30 persen.

Baca: Jaga Kualitas Udara, Surabaya Terus Perluas RTH

Secara teknis hal tersebut sudah dipikirkan para ahli lingkungan sejak dulu. Sehingga akan tercipta Sustainable Development Goals (DGS) dengan baik. “Kondisi ini menjadikan perimbangan pembangunan kota lebih baik. Termasuk menjadikan ruang terbuka hijau menjadi paru-paru kota dan membuat nyaman bagi warganya,” ujar WS, dilansir dari beritajatim.com. 

Di samping itu, Ia mengatakan keberlanjutan pembangunan Surabaya ke depan harus melibatkan peran serta masyarakat.

Baik secara sosial kemasyarakatan, infrastruktur, Ekonomi dan Politik, Kebudayaan. Itu disampaikan Whisnu seusai menyerahkan Formulir Pendaftaran Bacawali di Kantor DPC PDI Perjuangan Surabaya, Jumat (13/9).

Related image

Putra mantan Wakil Ketua MPR RI, Almarhum Sutjipto Soedjono ini menyatakan, keterlibatan partisipatif masyarakat dalam pembangunan Surabaya kedepan akan lebih menarik. “Dengan begitu masyarakat Surabaya akan tergerak untuk ikut memiliki kotanya sendiri. Sehingga pembangunan bisa dirasakan sepenuhnya,” kata Whisnu Sakti.

Peran partisipatif dikatakan pria yang akrab disapa WS ini bisa dalam berbagai bentuk. Pembangunan wilayah pinggiran Surabaya, misalnya. Tidak lagi dalam bentuk kebijakan secara Top Down, melainkan Bottom Up. 

Baca: DPRD Medan Kritik Rencana Walkot Bangun RTH

Related image

“Mereka ingin pembangunan seperti apa?. Mau dibangun bagaimana?. Jadi nantinya Pemerintah Kota akan melakukan. Dengan begitu masyarakat pinggiran otomatis ikut menjaga,” terang WS.

Ia menilai modernisasi tidak harus menggusur nilai tradisional. Bahkan, penataan dan pembenahan yang bagus bisa mengimbangi dengan baik. “Itu berlaku semua. Mau tentang pasar, budaya, transportasi dan sentra-sentra ekonomi bisa tetap eksis dan berbaur dengan modernisasi,” terang suami dari Dini Syafariah Endah ini.

Quote