Ikuti Kami

Meski Poskonya Diserang, Hugua Terus Promosikan Wisata

Mengajak pendukungnya tenang, Hugua terus mempromosikan wisata Sultra. Salah satunya situs bersejarah gua Liang Kabori.

Meski Poskonya Diserang, Hugua Terus Promosikan Wisata
Ir Hugua

Kendari, Gesuri.id – Cawagub Sulawesi Tenggara (Sultra) nomor 2, Hugua tak mau larut dengan insiden penyerangan posko tim pemenangannya selama dua malam berturut-turut. Dia lebih memilih menyerahkan kepada pihak yang berwenang, dan tetap memberikan promosi wisata di Sultra. Kali ini gua prasejarah, Liang Kabori, yang terletak di Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna.

Seperti diketahui, selama dua malam, terakhir Sabtu dini hari (31/3) posko induk tim pemenangan Asrun-Hugua diserang oleh sejumlah orang tak dikenal meski sudah dijaga polisi. Hugua sendiri mengajak pendukungnya untuk tenang dan terus melanjutkan aktifitas sehari-hari seperti biasa. (Baca: Meski Dijaga Polisi, Posko Asrun-Hugua Diserang dan Dibakar)

Hugua malah milih mempromosikan gua prasejarah, Liang Kabori sebagai gua batu kapur bersejarah yang menyimpan bukti perjalanan peradaban zaman prasejarah di wilayah Kabupaten Muna. Hal ini diterangkannya kepada media di kediamannya.

Hugua mengaku, sudah menyempatkan diri melihat langsung Liang Kabori. Menurutnya, gua prasejarah Liang Kabori merupakan salah satu tujuan wisata kelas dunia karena sangat diminati turis asing dari Asia, Eropa maupun Amerika. “Kalau dikelola dengan baik, saya yakin ini bisa mendatangakan banyak turis asing, karena objek wisata seperti ini ada miripnya di beberapa negara dan itu sangat disukai para wisatawan di dunia,” sebutnya, Sabtu siang (31/3).

(Baca juga: Hugua: Pariwisata Picu Ekonomi Baru Sultra)

Dengan meningkatnya pariwisata di Sultra ini, maka dia meyakini akan menimbulkan multiplier effect peningkatan perekonomian masyarakat setempat dan tambahan kas pemerintah daerah. Sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sultra, hal ini juga berdampak pada peningkatan usaha di bidang makanan, akomodasi, dan penginapan.

Dalam kunjungannya, Hugua melanjutkan, mendapat keterangan dari penjaga situs sejarah Gua Liang Kabori, bahwa pada kawasan gua ini terdapat lebih dari 40 gua prasejarah yang memiliki tulisan di dindingnya. Liang Kabori sendiri memiliki lebar 30 meter dengan tinggi sekitar 2-5 meter dan kedalaman di bawah tanah sekitar 50 meter. Gua ini tersusun dari bebatuan stalaktit dan stalagmit yang berwarna kehitaman.

“Di dinding gua prasejarah ini terdapat beberapa corak gambar, seperti hewan dan manusia yang diperkirakan bercerita tentang kehidupan masyarakat di masa itu,” kata Hugua menirukan keterangan penjaga situs tersebut.

Hugua juga menjelaskan bahwa telah ada penelitian pada situs tersebut. Di mana ditemukan lukisan yang berada di dinding gua berasal dari zaman prasejarah atau sekitar 5.000 tahun lalu. Jika diamati, lukisan-lukisan tersebut menggambarkan cara hidup masyarakat suku Muna mulai dari bercocok tanam, beternak, berburu, sampai berperang.

(Baca juga: Cara Cawagub Hugua Tetap Dukung Industri Kreatif)

“Dari lukisan ini, Anda seolah-olah diajak ke zaman suku Muna. Di antara puluhan gambar yang terlukis di dinding gua, ada gambar seseorang yang menaiki seekor gajah, gambar matahari, gambar pohon kelapa, gambar binatang ternak seperti sapi, kuda, serta gambar layang-layang yang merupakan salah satu media ritual masyarakat Muna pada saat itu,” terang mantan Bupati Wakatobi ini.

Quote