Kupang, Gesuri.id - Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Mikhael Bataona mengatakan para peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur jangan sekali-kali memandang enteng pasangan Marianus Sae dan Emilia Nomleni (Marhaen).
Marianus Sae/Emilia Nomleni, Ia melanjutkan, Rabu (6/6) pagi, tidak bisa dipandang sebelah mata oleh pasangan calon lainnya meski Calon Gubernur NTT Marianus Sae terjaring OTT oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Solah-olah pertarungan tinggal menyisahkan tiga pasangan. Pasalnya, 'underdog effect' bisa terjadi dalam 1 bulan ke depan ini sebelum hari-H," kata Mikhael Bataona, M.A.
Baca: Ketua Partai Kerahkan Kader Menangkan Marhaen
Ia berpendapat bahwa keadaan bisa menjadi benar-benar berubah ketika ada semacam turbulensi politik yang menaikakn citra pasangan Marianus Sae/Emilia Nomleni. "Pasangan calon ini relatif kalem. Akan tetapi, menurut saya kekuatannya ada pada masa ideologis PDIP," kata Mikhael.
Apabila simpul tersebut benar-benar digerakkan dan diperkuat oleh mesin politik yang dimiliki Frans Lebu Raya sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan NTT, menurut dia, kejutan bisa terjadi. Itu artinya, bisa terjadi apa yang disebut "underdog effect" menjelang hari-H pencoblosan pada tanggal 27 Juni 2018, atau muncul dukungan dari pemilih terhadap calon yang awalnya tidak diunggulkan, seperti paket Marhaen karena masalah hukum yang menimpah Marianus Sae.
Ketika muncul rasa simpati terhadap Emilia Nomleni sebagai satu-satunya kandidat perempuan, dia memperkirakan semuanya masih bisa terjadi.
Baca: PDI Perjuangan Siapkan Strategi Khusus Paket Marhaen
Sebaliknya, jika pasangan calon, seperti Viktor Laiskodat/Joseph Nae Soi (Viktory-Joss) atau Beny Harman/Beny Litelnoni (Harmoni) mampu mengekspansi soliditas basis dari pasangan calon lainnya, peluang menang ada pada mereka.
Dalam hal ini, Ia menambahkan, kekuatan akomodasi dan permainan isu di darat hingga ke kampung-kampung akan sangat menentukan.
