Jakarta, Gesuri.id - Universitas UMMI Bogor (UNMI) meneguhkan langkahnya menuju kampus berkelas dunia (World-Class University). Hal ini ditegaskan oleh Anggota Komisi IV DPR RI sekaligus Rektor UNMI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, dalam Kuliah Umum bertajuk “Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan di Era Disrupsi dan Globalisasi” yang digelar di kampus UNMI, Senin (10/11).
Dalam pemaparannya, Rokhmin menekankan pentingnya mahasiswa memiliki rasa bangga sebagai bagian dari Universitas UMMI.
Rokhmin menyambut hangat mahasiswa baru Universitas UNMI Bogor. Ia menekankan bahwa perjalanan akademik harus dimulai dengan niat ibadah, semangat, dan kesungguhan.
“Selamat datang Mahasiswa Baru Universitas UMMI Bogor. Kalian adalah generasi emas Indonesia 2045. Mari bersama menjadikan UMMI sebagai kampus unggul, modern, mandiri, dan Islami,” ucapnya penuh semangat.
Ia berpesan agar setiap mahasiswa menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat (long life learning), serta bercita-cita menjadi pribadi sukses yang tidak hanya membanggakan diri sendiri, tetapi juga orang tua, masyarakat, bangsa, dan dunia.
“Kalian adalah generasi emas Indonesia 2045. Belajarlah dengan niat ibadah, semangat, dan kesungguhan. Jadilah mahasiswa unggul yang modern, mandiri, dan Islami. Mari bersama membangun Indonesia yang maju, adil-makmur, berdaulat, serta dunia yang lebih sejahtera, damai, dan berkelanjutan,” tegas Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University itu, dikutip dari askara.co.
Rokhmin menegaskan bahwa riset bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan identitas kampus. UNMI Bogor kini berada di jalur Research-Based University dengan berbagai langkah nyata:
- Rumah Sakit UMMI dikembangkan sebagai laboratorium hidup untuk pendidikan kebidanan dan keperawatan, dengan potensi menjadi teaching hospital bekerja sama dengan IPB dan mitra strategis.
- Laboratorium kesehatan dan teknik dimanfaatkan tidak hanya untuk praktikum, tetapi juga riset sederhana terkait kesehatan masyarakat, kualitas air, lingkungan, dan teknologi tepat guna.
- Kurikulum berbasis industri dan masyarakat melalui magang, KKN, serta proyek tugas akhir yang diarahkan untuk menjawab isu pengentasan kemiskinan, penguatan UMKM, kesehatan, dan digitalisasi.
Mahasiswa Unggul UNMI
Prof. Rokhmin juga merumuskan lima karakter utama mahasiswa unggul UNMI:
1. Rajin belajar di kelas maupun secara mandiri.
2. Konsisten dalam ibadah dan akhlak.
3. Aktif dalam organisasi dan kegiatan kampus.
4. Memiliki visi hidup dan rencana masa depan.
5. Bermental kerja keras, ulet, dan pantang menyerah.
Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) tersebut menegaskan bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor penentu keberhasilan bangsa dalam menghadapi era disrupsi teknologi, triple ecological crises, dan globalisasi.
Menurutnya, era disrupsi dan globalisasi ditandai oleh perubahan super cepat di berbagai bidang:
- Teknologi: Digitalisasi, Big Data, Internet of Things (IoT), Blockchain, Artificial Intelligence (AI), Drone, dan Robotik.
- Geopolitik: Ketegangan antarnegara yang semakin meruncing.
- Ekonomi: Persaingan pasar global yang semakin ketat.
- Sosial-Budaya: Pergeseran nilai dan gaya hidup masyarakat.
- Ekologi: Krisis iklim global, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan.
“Kompetisi bukan hanya antar individu, tetapi juga antar bangsa. Profesi lama banyak yang tidak relevan, sementara profesi baru bermunculan sesuai perubahan kebutuhan manusia. Orang yang unggul adalah mereka yang adaptif, kreatif, inovatif, dan kolaboratif,” tegas Rokhmin.
Dalam pesannya, Rokhmin mengingatkan mahasiswa agar tidak sekadar menempuh pendidikan formal, tetapi juga aktif berpraktikum, berorganisasi, dan beribadah dengan sungguh-sungguh.
“Siapa yang tidak belajar, berpraktikum, berkolaborasi, dan beribadah kepada Tuhan YME dengan ikhlas; akan tertinggal dan kemungkinan besar setelah lulus kurang sukses,” ujarnya.
Dinamika Global yang Mengguncang
Rokhmin juga menyoroti dinamika global yang menjadi tantangan besar bagi generasi muda:
1. Ketegangan geopolitik: Perang Rusia–Ukraina, genosida Israel terhadap bangsa Palestina, hingga konflik Israel–Iran.
2. Perang dagang global: Kebijakan tarif tinggi terhadap barang impor ke Amerika Serikat.
3. Triple ecological crises: Polusi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pemanasan global beserta dampak negatifnya.
4. Disrupsi teknologi Industry 4.0: Perkembangan pesat AI dan robotik yang mengubah lanskap pekerjaan.
SDM Unggul untuk Indonesia Emas 2045
Rokhmin menekankan bahwa Indonesia membutuhkan SDM unggul yang mampu menjawab tantangan global sekaligus membawa bangsa menuju visi Indonesia Emas 2045. Generasi muda harus menjadi agen perubahan yang tidak hanya berorientasi pada kesuksesan pribadi, tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan dunia.
Duta Besar Kehormatan Kepulauan Jeju dan Kota Metropolitan Busan, Korea Selatan, menegaskan bahwa dunia tengah menghadapi dinamika global yang kompleks dan penuh tantangan. Dalam pemaparannya, ia menguraikan implikasi dari perubahan geopolitik, krisis ekologi, dan disrupsi teknologi yang bergerak sangat cepat, serta menekankan pentingnya membangun sumber daya manusia (SDM) unggul yang adaptif, kreatif, dan berdaya juang tinggi.
Menurutnya, solusi utama untuk menghadapi tantangan global adalah peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, di atas 7% per tahun. Pertumbuhan tersebut harus: Berkualitas, dengan menyerap banyak tenaga kerja. Inklusif, mensejahterakan seluruh rakyat secara adil. Ramah lingkungan, menjaga keberlanjutan ekosistem. Berbasis keberlanjutan (sustainable), agar manfaatnya dirasakan lintas generasi.
Digital Twin: Teknologi Masa Depan
Dalam konteks teknologi, ia menyoroti pentingnya digital twin, sebuah teknologi yang merefleksikan kondisi sistem fisik secara real-time di ruang virtual dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber.
- Melalui simulasi dan analisis berbasis AI/ML, digital twin memberikan wawasan yang membantu pengambilan keputusan lebih baik.
- Pada tahun 2024, teknologi ini diprediksi menjadi sangat penting di sektor transportasi, kesehatan, kota pintar, dan manufaktur.
- Meski demikian, masih diperlukan solusi perangkat lunak yang lebih intuitif serta efisiensi biaya agar adopsinya lebih luas.
Tantangan Generasi Muda
Rokhmin Dahuri juga menekankan bahwa generasi muda, khususnya mahasiswa, menghadapi tantangan besar di era globalisasi:
1. Teknologi berkembang lebih cepat daripada kurikulum dan kapasitas dosen/guru.
2. Arus informasi sangat besar, namun banyak yang tidak valid (hoaks).
3. Individualisme dan krisis akhlak semakin meningkat.
4. Persaingan kerja sangat ketat, baik di dalam negeri maupun global.
5. Dunia kerja dan industri membutuhkan tenaga kerja bukan hanya pintar, tetapi juga berkarakter dan berdaya juang tinggi.
Dalam pesannya, ia menekankan bahwa pembentukan pribadi seutuhnya harus meliputi empat aspek utama:
- IPTEK (IQ/Hard Skills): penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Etos Kerja Unggul dan Akhlak Mulia (EQ/Soft Skills): kemampuan beradaptasi, berkomunikasi, dan berintegritas.
- IMTAQ (SQ/Spiritual Quotient): kekuatan spiritual dan moral sebagai fondasi kehidupan.
“Generasi muda harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan, etos kerja, akhlak mulia, dan iman takwa. Hanya dengan itu, mereka bisa menjadi agen perubahan yang membawa bangsa menuju masa depan yang lebih adil, makmur, dan berkelanjutan,” tegasnya.
Jurusan Paling Dibutuhkan Dunia Kerja 2030
Anggota Dewan Penasihat Ilmiah Internasional Pusat Pembangunan Pesisir dan Samudera, Universitas Bremen, Jerman ini menguraikan jurusan atau program studi yang paling dibutuhkan dunia kerja hingga tahun 2030. Dalam kuliah umumnya, ia menekankan bahwa perubahan global, disrupsi teknologi, dan krisis ekologi menuntut generasi muda untuk memilih bidang keilmuan yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat.
Rokhmin menyebutkan sepuluh bidang studi yang akan menjadi tulang punggung dunia kerja di masa depan:
1. Akuntansi
2. Teknik Komputer & Ilmu Komputer
3. Artificial Intelligence
4. Ilmu Pangan & Gizi
5. Human Resources (Psikologi, Manajemen, & Hukum)
6. Teknik Mesin
7. Matematika & Statistika
8. Keperawatan
9. Kesehatan Masyarakat
10. Software Engineering
“Generasi muda harus memilih jurusan yang tidak hanya menjanjikan masa depan cerah, tetapi juga memberi kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa,” tegasnya.
Sejarah dan Visi Universitas UMMI Bogor
Prof. Rokhmin Dahuri juga menjelaskan perjalanan Universitas UMMI Bogor (UNMI). Berawal dari Akademi Kebidanan Bandung pada tahun 2008 dengan akreditasi “Baik Sekali” dari LAM PTKes, kampus ini kemudian pindah ke Kabupaten Bogor pada tahun 2022 di lahan milik Yayasan Ciara Putri. Pada 19 November 2024, terbit SK penggabungan menjadi Universitas UMMI Bogor dengan akreditasi institusi.
Visi UNMI adalah menjadi universitas yang mengutamakan penguasaan dan penerapan IPTEKS, beramal pada masyarakat untuk memajukan ekonomi, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan digitalisasi dan teknologi, menaikkan derajat kesehatan, serta membangun peradaban berakhlak melalui Tridharma Perguruan Tinggi yang berkelas unggul.
Misi Utama UNMI
1. Menghasilkan lulusan unggul, penelitian bermanfaat, dan pengabdian masyarakat berdampak positif.
2. Mengentaskan kemiskinan melalui penguatan UMKM dan industri.
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4. Mendorong digitalisasi dan teknologi.
5. Membangun peradaban berakhlak mulia.
Bahagia Dunia–Akhirat
Prof. Rokhmin Dahuri menekankan bahwa lulusan perguruan tinggi harus memiliki kompetensi menyeluruh: Kompeten pada bidang studinya, Menguasai teknologi digital, Mampu berbahasa asing, Emotional Quotient (soft skill) yang baik, Spiritual Quotient (IMTAQ) yang kokoh, Sehat jasmani dan rohani.
Dengan bekal tersebut, lulusan UNMI diharapkan mampu: Menciptakan lapangan kerja sebagai entrepreneur, Bekerja di berbagai sektor: pendidikan, penelitian, ASN, industri swasta, BUMN, koperasi, lembaga internasional, dan LSM, Berkontribusi bagi terwujudnya Indonesia Emas 2045 dan dunia yang lebih berkelanjutan.
Program Studi dan Bidang Keilmuan
UNMI Bogor kini memiliki 9 program studi dengan 23 peminatan, meliputi:
- Kesehatan: D3 Kebidanan, D3 Keperawatan.
- Teknik & Saintek: Teknik Sipil, Teknik Mesin, Nutrisi & Teknologi Pangan, Teknik Informatika & Digital (IoT, AI, Big Data, Blockchain), Bioteknologi, Nanoteknologi.
- Sosial, Hukum & Bisnis: Ilmu Hukum, Ilmu Komunikasi, Manajemen, Kewirausahaan.
Strategi Mencapai Visi World-Class University
Untuk mencapai visi sebagai universitas berkelas dunia, Prof. Rokhmin Dahuri menerangkan, UNMI menempuh langkah strategis:
- Penguatan Fondasi Nilai & Tata Kelola: internalisasi nilai Islam dan peradaban berakhlak, tata kelola kampus yang baik, serta sistem penjaminan mutu internal.
- Mutu Akademik & Kurikulum Adaptif: penyelarasan kurikulum dengan standar internasional dan kebutuhan industri, peningkatan kapasitas dosen, serta metode belajar aktif berbasis masalah.
- Penguatan Riset & Pengabdian: fokus pada isu strategis seperti kesehatan, kemiskinan, digitalisasi, UMKM, dan ketahanan pangan.
- Ekosistem Kolaborasi & Digitalisasi: kerja sama dengan RS UMMI, pemerintah, industri, dan lembaga internasional, serta pemanfaatan teknologi digital untuk pembelajaran dan pengabdian masyarakat.
Universitas UMMI Bogor di bawah arahan Rokhmin Dahuri tidak hanya berkomitmen mencetak lulusan unggul yang siap menghadapi dunia kerja 2030, tetapi juga membangun generasi emas Indonesia yang berkontribusi bagi terwujudnya Indonesia Emas 2045 dan dunia yang lebih adil, damai, serta berkelanjutan.
Mencetak Generasi Beriman, Berilmu, dan Berperadaban
Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2001–2004, Rokhmin Dahuri, menegaskan bahwa Universitas UMMI Bogor (UNMI) bukan sekadar “kampus umum yang religius”, melainkan perguruan tinggi yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Menurutnya, Iman, Taqwa, dan Akhlak menjadi ruh dari seluruh proses akademik di UNMI, sekaligus fondasi dalam membentuk generasi emas Indonesia 2045.
Nilai Islam sebagai Ruh Akademik
Prof. Rokhmin menjelaskan bahwa nilai Islam tercermin dalam berbagai aspek kehidupan kampus:
- Orientasi Tridharma Perguruan Tinggi yang berpihak pada keadilan sosial, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kesehatan masyarakat.
- Pembukaan program studi yang menyentuh kebutuhan nyata umat, seperti kesehatan ibu dan anak, ketahanan pangan, infrastruktur, bisnis, ilmu dan teknologi informasi & digital, serta komunikasi publik.
- Program beasiswa beragam (KIP, beasiswa internal, beasiswa penghafal Qur’an, dan beasiswa yayasan) yang memperluas akses pendidikan bagi mahasiswa berprestasi maupun kurang mampu.
“IMAN – ILMU – PERADABAN adalah tiga pilar yang menjadi arah perjalanan UNMI Bogor,” tegasnya.
Keunggulan Strategis: Integrated Medical Health Study
Salah satu keunggulan strategis UNMI adalah integrasi antara fakultas kesehatan (D3 Kebidanan dan D3 Keperawatan) dengan Rumah Sakit UMMI sebagai fasilitas layanan kesehatan. Konsep ini sejalan dengan integrated medical education atau teaching hospital, di mana rumah sakit berfungsi sebagai laboratorium nyata untuk pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Dengan ekosistem terpadu kampus–rumah sakit, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung berpraktik di lapangan, menghadapi kasus nyata, dan berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat.
Ekosistem Riset, Praktik, dan Kolaborasi
UNMI membangun ekosistem akademik yang menyatukan riset, praktik, dan kolaborasi:
- Riset: penelitian dosen–mahasiswa, publikasi ilmiah, seminar, hingga penulisan policy brief untuk pemerintah daerah.
- Praktik: RS UMMI sebagai teaching hospital, laboratorium kebidanan, keperawatan, teknik, nutrisi, hingga pakan ternak. Mahasiswa juga terjun dalam KKN tematik, praktik klinik, praktik industri, magang terstruktur, serta simulasi kasus di skills lab, moot court sederhana (hukum), dan studio komunikasi.
- Kurikulum dan Pembelajaran: selalu diperbarui berdasarkan hasil riset dan kebutuhan masyarakat.
- Kolaborasi: meliputi joint research, program magang bersama industri, pengabdian masyarakat kolaboratif, hingga dukungan hibah, beasiswa, dan program CSR.
Mencetak Generasi Unggul
Universitas UMMI Bogor menegaskan posisinya sebagai kampus Islami modern yang mengintegrasikan iman, ilmu, dan peradaban. Dengan ekosistem riset, praktik, dan kolaborasi yang kuat, UNMI siap mencetak generasi emas yang unggul secara intelektual, spiritual, dan sosial.
Dengan pendekatan ini, tegasnya, UNMI Bogor berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten di bidang akademik, tetapi juga memiliki integritas moral, etos kerja unggul, dan kepedulian sosial.
“UNMI Bogor hadir untuk melahirkan generasi yang beriman, berilmu, dan berperadaban. Lulusan yang tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga bahagia di akhirat, serta berkontribusi nyata bagi Indonesia Emas 2045 dan dunia yang lebih adil, damai, dan berkelanjutan,” ujar Rokhmin.
Pentahelix Jadi Model Sinergi Inovatif
Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pemerintah Daerah Pesisir dan Kepulauan se-Indonesia (ASPEKSINDO) menegaskan pentingnya membangun ekosistem kerja sama yang inovatif melalui model Pentahelix. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa Pentahelix merupakan pendekatan kolaboratif yang menyatukan lima unsur utama pembangunan: akademisi, bisnis (industri), pemerintah, komunitas, dan media.
Menurutnya, sinergi kelima unsur tersebut menjadi kunci dalam menghadapi tantangan era disrupsi teknologi, krisis ekologi, dan globalisasi. Dengan fondasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), kreativitas, serta inovasi, Pentahelix diyakini mampu menciptakan solusi nyata bagi pembangunan daerah pesisir dan kepulauan, sekaligus memperkuat daya saing bangsa.
Akademisi sebagai Pusat Pengetahuan
Akademisi berperan sebagai penghasil riset, teori, dan inovasi yang dapat diterapkan langsung di lapangan. Perguruan tinggi diharapkan tidak hanya menjadi menara gading, tetapi juga pusat solusi bagi masyarakat pesisir dan kepulauan.
Bisnis dan Industri sebagai Motor Ekonomi
Industri dan dunia usaha menjadi motor penggerak ekonomi. Melalui investasi, teknologi, dan inovasi produk, sektor bisnis dapat memperkuat pembangunan berkelanjutan sekaligus membuka lapangan kerja baru.
Pemerintah sebagai Regulator dan Fasilitator
Pemerintah daerah maupun pusat berperan sebagai regulator yang memastikan kebijakan berpihak pada masyarakat. Selain itu, pemerintah juga menjadi fasilitator yang menjembatani kepentingan akademisi, industri, komunitas, dan media.
Komunitas sebagai Subjek Pembangunan
Komunitas lokal, khususnya masyarakat pesisir dan kepulauan, menjadi subjek utama pembangunan. Mereka bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga aktor yang aktif dalam menjaga lingkungan, budaya, dan keberlanjutan sosial.
Media sebagai Penghubung Informasi
Media berperan menyebarkan informasi, membangun opini publik, dan mengedukasi masyarakat. Dengan dukungan media, gagasan dan inovasi dapat menjangkau khalayak luas, sekaligus memperkuat transparansi dan akuntabilitas pembangunan.
Rokhmin Dahuri menekankan bahwa Pentahelix bukan sekadar konsep, melainkan model kerja sama yang harus diimplementasikan secara nyata. Dengan mengintegrasikan IPTEK, kreativitas, dan inovasi, Pentahelix dapat:
- Meningkatkan kualitas pembangunan daerah pesisir dan kepulauan.
- Mengentaskan kemiskinan melalui penguatan UMKM dan industri lokal.
- Menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem laut.
- Memperkuat daya saing bangsa di kancah global.
“Pentahelix adalah jalan menuju ekosistem pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis inovasi. Sinergi lima unsur ini akan melahirkan solusi nyata bagi masyarakat pesisir dan kepulauan, sekaligus membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih adil, makmur, dan berdaya saing,” tegasnya.
Model Pentahelix yang digagas Rokhmin Dahuri menjadi strategi penting dalam membangun ekosistem kerja sama yang berkelanjutan. Dengan sinergi akademisi, industri, pemerintah, komunitas, dan media, pembangunan pesisir dan kepulauan diharapkan mampu menjawab tantangan global sekaligus mencetak generasi emas Indonesia 2045.

















































































