Efek Peristiwa 27 Juli 1996, Kami Harus Ditangkap

Oleh: Aswan Jaya, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut.
Minggu, 01 Agustus 2021 15:00 WIB Jurnalis - Elva Nurrul Prastiwi

Jakarta, Gesuri.id - Aku bersama tiga kawan lain Asrul Anwar alias Acun, Kamaluddin Pane alias Malle, Ikhyar Harahap alis Cesper, bukan bagian langsung dari mimbar bebas demokrasi yang digelar berminggu-minggu di Kantor DPP PDI Jalan Diponegoro Jakarta yang digagas oleh kawan-kawan.

Saat peristiwa penyerbuan kantor DPP PDI dan selanjutnya terjadi kerusuhan massa-rakyat di berbagai penjuru Jakarta yang kemudian dikenal dengan Kudeta 27 Juli (Kudatuli), aku bersama tiga kawan lain sedang bertugas (kegiatan-kegiatan revolusioner) di Medan, kami hanya menyaksikan peristiwa itu lewat layar Televisi serta membaca berita-berita diberbagai media massa. Tidak ada peristiwa yang istimewa pada diri kami saat peristiwa itu.

Memang, sebelum peristiwa, setelah penggulingan Megawati sebagai Ketum PDI oleh Soeharto melalui KLB Medan, kekuatan demokrasi menemukan momentumnya, bagi kami, menjadikan penggulingan ini sebagai pintu konsolidasi pro-demokrasi diseluruh Indonesia termasuk di Sumatera Utara untuk sebuah perlawanan runtuhkan rezim otoriter Orde Baru. Kami mengambil bagian aktif dalam konsolidasi tersebut di Medan. Masuk kekantong-kantong PDI, Aku ditugasi masuk kantong PDI di Sunggal, yang lain di Medan Perjuangan dan Medan Timur.

Selain itu, untuk memperkuat barisan pro-demokrasi dan Pro-Mega, kami juga melakukan berbagai pengorganisiran disektor buruh (Jalan Binjai, Belawan dan Tanjung Morawa), pengorganisiran petani di Ramunia. Pengorganisiran ini tentu dilakukan bersama organisasi revolusioner lainnya seperti Forsolima, KSMM, organisasi berbasis kampus dan beberap NGO saat itu. Soeharto tentunya menyadari bahwa konsolidasi pro-demokrasi ini sangat mengancam dan membahayakan keberlangsungan kekuasaannya.

Saat peristiwa Kudatuli meledak, sang dalang kerusuhan, Soeharto dan kroninya pun memutuskan Partai Rakyat Demokratik (PRD) sebagai kambing hitam Kudatuli dengan perintah tangkap seluruh aktivis PRD diseluruh pelosok Indonesia, sontak, keisitimewaan itu pun kami terima sebagai konsekwensi bagian dari Pimpinan PRD di Sumatera Utara.

Baca juga :