Gelombang Tsunami Covid-19 di India

Oleh: Dr. Harris Turino, Politisi PDI Perjuangan yang juga Pendiri Gerakan Pakai Masker.
Jum'at, 07 Mei 2021 16:15 WIB Jurnalis - Elva Nurrul Prastiwi

Jakarta, Gesuri.id- Pada Rabu 28 April 2021, India kembali mencatatkan rekor terburuk kematian harian akibat Covid-19. 3.293 orang meninggal hari ini dan jumlah kematian total di India mencapai di atas 200.000 orang. Ini menjadikan India menjadi negara dengan jumlah kematian terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Brazil dan Mexico.

Angka penularan harian menduduki peringkat tertinggi di dunia, yaitu 326.757 orang. Seluruh rumah sakit sudah lumpuh total. Tidak ada lagi kamar yang tersedia bahkan obat-obatan dan oksigen juga sudah kosong sejak minggu lalu. Pasien terpaksa dibiarkan meregang nyawa terengah-engah di teras dan selasar rumah sakit. Bahkan banyak yang meninggal di mobil-mobil yang terparkir di halaman rumah sakit.

Krisis terbaru yang mencolok minggu ini adalah tidak cukupnya tempat pembakaran mayat, walaupun sudah dibangun puluhan krematorium sementara di lapangan-lapangan terbuka. Antrian jenasah berjejer di jalanan atau di dalam mobil jenasah yang berisi 2-3 jenasah menunggu proses pembakaran. Bahkan ada yang sudah antri 2-3 hari sehingga menimbulkan bau yang mulai menyengat.

Ya bagaimana mungkin mampu membakar jenasah sebanyak hampir 4.000 orang per hari? Apalagi menggunakan kayu bakar yang tentu membutuhkan waktu lama, yaitu sekitar 6-7 jam. Kalau masing-masing tempat pembakaran dioperasikan 24 jam sehari, satu tempat pembakaran hanya mampu membakar 4 jenasah.

Maka dibutuhkan 1.000 tempat krematorium. Bayangkan di seluruh kota Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang aja, jumlahnya ditotal pasti tidak lebih dari 50 tempat krematorium. Lah ini India butuh 1.000. Ya akibatnya antrian semakin panjang dan jenasah semakin menumpuk.

Baca juga :