Gugurnya "Coattail Efect", Jokowi dan PDI-P Dicintai Rakyat

Bukan karena "Efek Ekor Jas (Coattail Efect)", Jokowi dan PDI Perjuangan memang selalu ada di hati rakyat.
Rabu, 21 November 2018 15:51 WIB Jurnalis - Effatha Gloria V.G. Tamburian

Hasil-hasil positif yang sudah dicapai di masa yang lampau jangan dibuang begitu saja. Membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin. Sebab, kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau, yaitu hasil-hasil macam-macam perjuangan dari generasi nenek moyang kita sampai kepada generasi yang sekarang ini. Sekali lagi saya ulangi kalimat ini, membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin. Sebab, kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau. (Bung Karno, Pidato Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah (Jasmerah), 17 Agustus 1966).

Isi pidato itu mengingatkan kita untuk tidak melupakan sejarah. Apapun yang telah kita capai di masa lampau adalah awal jalan apa yang akan kita capai di masa sekarang dan bekal nanti di masa depan.

Setiap insan yang membaca kembali dan terus mengulang membaca pidato Sang Putra Fajar itu, pidato yang sungguh menusuk hingga sanubari, tentunya akan sadar mengapa hingga saat ini partai yang cikal bakalnya didirikan oleh Bung Karno kemudian menjadi partai yang besar hingga saat ini.

Baca:Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah (Jasmerah)

Partai yang berbasiskan spirit kerakyatan yang berideologikan Pancasila. Rumah besar kaum nasionalis yang secara konsisten selalu membumikan Pancasila ke masyarakat, memperkokoh kebangsaan dan merajut kebhinnekaan. Tak lain dan tak bukan itulah PDI Perjuangan.

Baca juga :