Hanya Ganjar yang Terbaik Penerus Jokowi Untuk Indonesia Emas

Oleh: Isnur Yuhesti, Caleg DPR RI Jawa Barat 3 No 6
Selasa, 13 Februari 2024 23:59 WIB Jurnalis - Effatha Gloria V.G. Tamburian

Jakarta, Gesuri.id - Sehari sebelum hari pencoblosan Pemilu 2024, semua orang mendengar banyak hasil survey dari luar negeri sudah mulai terdengar terlihat dan diceritakan oleh para pelaku Pemilu yang sudah terlaksana. Ada hiporia bagi pemenang ada pemikiran dan kata- kata negatif yang dilontarkan oleh pihak yang kalah. Pada saat ini saya tidak akan memberikan pendapat dari segi itu tapi saya akan mencoba memberikan penilaian dari sudut yang berbeda.

Saat pertama kali Ganjar di Rekomendasikan oleh PDI Perjuanganoleh Ibu Megawati, disaat itupun ada Pak Jokowi, ada Mbak Puan ada Mas Prananda, sebagai pejabat terpenting di PDI PERJUANGAN dan lengkap hadir juga dan mendampingi Ibu Megawati dalam menyampaikan Nama yang keluar sebagai Capres dari
PDI Perjuangan. Pak Jokowi yang saat itu ada diluar Jakarta pun hadir.

Ini membuktikan bahwa pak Jokowi memilih GANJAR itu sebagai CAPRES pada saat itu karena dirinya tau dan sadar bahwa beliau sebagai seorang Pemimpin Negara utusan dari Partai sebagai Petugas Partai dari PDI Perjuangan Jokowi melaksanakan tugasnya dengan baik.

Dengan penuh kesadaran, pemahaman yang baik ia SETUJU dengan pilihan Partai yang diumumkan oleh ketua Umumnya Ibu Megawati Sukarnoputri, dengan statman seorang Jokowi sebagai kepala Negara di hadapan seluruh Rakyat Indonesia terutama di depan para Kader PDI Perjuangan mengatakan bahwa Presiden yang akan memimpin Indonesia kedepan harus berani melanjutkan, tidak gampang ciut nyali, tidak gentar, emi kepentingan bangsa, demi kepentingan negara. walau setelah peristiwa pencalonan pak Ganjar ada drama2 kecil yang di isyaratkan oleh pak Jokowi semua masih tertuju pada pak Ganjar, setelah bermain drama di pematang sawah dipasar.

Tidak bberapa lama setelah itu anaknya maju dan ia (sebagai seorang ayah pada anaknya) pasti akan membiarkan anaknya melakukan apapun yang ia mau, karena KELURGANYA MERASA BAHWA NEGARA INI MILIKNYA padahal Negara ini bukan KERAJAAN.
Walau harus mencincang konstitusi karena mulai dari permohonan lalu aturan dan pelaku pemberi aturan semua sudah dipersiapkan dengan matang, sehingga kita semua tidak dapat merubah aturan yang sudah dibuat seperti pak Mahfud MD katakan sudah terjadi tidak bisa dirubah, terhadap kontitusi, seolah-olah Presiden tidak melakukan kesalahn apa-apa, sehingga karena ayahnya masih memegang jabatan dan dalam masa menjabat sebagai seorang kepala Negara ia memperbolehkan anaknya maju sebagai Kepala darah setingkat Walikota, lalu manantunya maju sebagai walikota juga dan saat ini masih dalam masa kekuasaannya sebagai Presiden ia tidak mengambil bagian dalam penentangan PENDIDIKAN MORAL DALAM SEMANGAT DEMOKRASI.

Baca juga :