Menghadirkan Jurnalisme dengan Visi Positif

Peran media massa arus utama menghadirkan liputan yang berperspektif positif agaknya merupakan satu imperatif yang tak bisa ditawar lagi.
Kamis, 08 Februari 2018 13:52 WIB Jurnalis - Andri Setiawan

Jakarta, Gesuri.id - Semboyan konservatif dalam jurnalisme yang berbunyi bahwa berita buruk adalah berita baik agaknya perlu diimbangi dengan visi positif tentang masa depan dalam liputan pers, terutama dalam liputan politik yang menjadi pilar penataan hidup bersama yang bertujuan melahirkan kemakmuran berkeadilan.

Media massa arus utama yang harus merevitalisasi diri dalam mengarungi tantangan-tantangan baru, seperti munculnya media sosial yang mendominasi lanskap pemberitaan, tampaknya masih bisa meraih simpati dari pembaca justru karena liputan dan pemberitaannya yang berfokus pada masa depan yang optimistik.

Dalam konteks ini perlulah menyebut satu simpati yang disampaikan oleh Gloria Dunn Violin, pembaca yang tinggal di California, AS, yang menulis di halaman surat pembaca Majalah Time edisi 29 Januari 2018 atas liputan majalah berita mingguan itu pada terbitan sebelumnya dengan tajuk The Optimist.

Gloria memuji Time sebagai majalah yang terhormat, bacaan bermutu dan berpengaruh, yang dapat memulai tren dengan mempublikasikan isu lewat berita-berita positif.

Berita-berita positif itulah kata kuncinya. Tentu perlu teknik tersendiri untuk menghadirkan berita-berita positif di media cetak tanpa harus membikin pembaca bosan dan meninggalkan bacaan di tangannya. Bagaimana caranya? Kali ini, majalah terbesar dunia itu memberikan kesempatan kepada Bill Gates, pendiri dan pemilik Microsoft yang juga orang terkaya di bumi untuk menjadi editor atas laporan utama Time.

Baca juga :