Mengulik Tiga Varian Covid-19: Alpha Beta Delta

Iman Sugema: Kita berharap gelombang varian Delta yang terjadi sekarang adalah yang terakhir.
Kamis, 24 Juni 2021 09:28 WIB Jurnalis - Elva Nurrul Prastiwi

Jakarta, Gesuri.id - Alpha, Beta, dan Delta adalah nama varian dari virus SARS Cov-2 yang akhir-akhir ini banyak diperbincangkan di media konvensional maupun media sosial. Saya sebagai ekonom tentunya tidak akan membahas secara teknis-medis mengenai ketiga jenis varian tersebut.

Saya hanya akan membahas implikasi penyebaran penyakit Covid-19 yang semakin dahsyat dari sudut pandang behavioral economics. Saya juga ingin mengingatkan bahwa setahun yang lalu saya pernah menulis bahwa peran ilmu ekonomi dan ilmu sosial lainnya sangat penting dalam pengendalian pandemi.

Kita sangat memerlukan berbagai bentuk inovasi dalam rekayasa sosial sembari menunggu solusi permanen dari dunia medis, virologi, dan farmasi. Ada dua hal yang ingin saya bagi dengan Anda.

Pertama, dalam jangka dekat ini fokus utama kita sebagai masyarakat adalah bagaimana diri kita, keluarga, dan tetangga tidak tertular Covid-19. Varian Delta ditengarai memiliki daya jangkit dua
kali lebih cepat dibanding varian Alpha yang selama setahun ini menyebar di Indonesia.

Kita sangat memerlukan berbagai inovasi dalam rekayasa sosial sembari menunggu solusi permanen dari dunia medis, virologi, dan farmasi. Kalau sampai penyebaran varian Delta tidak terkendali, rentetan
tragedi seperti yang terjadi di India menjadi tak terhindarkan. Rumah sakit tak mampu melayani luapan pasien, tenaga medis kelelahan, pasokan oksigen tidak mencukupi, dan tempat perawatan darurat terpaksa ditambah setiap hari.

Baca juga :