Pemikiran Bung Karno dan Islam

Oleh: Peneliti, pendidik dan sosiolog. Dosen di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Neng Dara Affiah
Kamis, 31 Mei 2018 11:58 WIB Jurnalis - Elva Nurrul Prastiwi

Bulan Juni merupakan bulannya Soekarno atau yang lebih akrab disebut Bung Karno. Bulan Juni ini merupakan kelahiran Pancasila yang merupakan salah satu buah pikir Bung Karno, maka sudah sepantasnya Bangsa Indonesia mengenang gagasan-gagasannya yang tak lekang oleh zaman, tak terkecuali pemikirannya tentang Islam.

Pertautan Bung Karno dan ajaran Islam diawali dengan pengenalannya pada H.O.S Tjokroaminoto yang menjadi gurunya saat mulai tumbuh sebagai remaja. Sebagaimana diketahui, Presiden Republik Indonesia pertama ini bukan dari keluarga dengan kultur santri yang kental, namun demikian, Bung Karno telah dititipkan kepada seorang santri dan tokoh pergerakan, yakni H.O.S Tjokroaminoto.

Dari H.O.S Tjokroaminoto inilah pengaruh Islam masuk kedalam diri Bung Karno. Ia terus belajar secara otodidak melalui berbagai buku dari para pemikir dunia dan nusantara, yang kemudian mengkristal menjadi pemikiran-pemikiran luar biasanya, diantaranya adalah tentang Islam.

Islam harus berorientasi kemajuan, sistem khilafah adalah kemunduran zaman

Bung Karno berpandangan bahwa, menjadi muslim harus memiliki orientasi pada kemajuan. Maksudnya, memproduksi ilmu pengetahuan dan menciptakan berbagai ilmu modern. Menjadi muslim tidak hanya berasyik-masyuk dengan berbagai ritual keagamaan, tetapi sama pentingnya dalam membangun kemajuan peradaban umat manusia.

Baca juga :