Unggul Hitung Cepat, Pendukung Jokowi Keep Calm

Intinya, ujung dari semua drama itu adalah menggerakkan people power. Dan mengacaukan situasi politik nasional dengan harapan terjadi chaos
Jum'at, 19 April 2019 15:18 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

PEMILU serentak tahun 2019 telah berlangsung damai, amanlancar. Meskipun banyak kekurangan di sana-sini untuk dievaluasi.

Seperti: kurangnya surat suara, minimnya sosialisasi cara pencoblosan karena masih banyak masyarakat di pedesaan yang kebingungan cara memilih, mengingat banyaknya surat suara. Terutama banyaknya pilihan nama Caleg.

Di tengah kondisi yang kondusif pasca Pemilu 2019, setidaknya hingga 1 hari setelah pencoblosan, masih ada upaya segelintir kelompok yang belum bisa move on dan ingin bikin rame atau gaduh suasana. Tentu saja, yang ingin memperkeruh suasana damai itu adalah mereka yang belum bisa menerima kenyataan karena jagoannya kalah di Pilpres untuk ketiga kalinya.

Segala cara dilakukan mereka agar suasana chaos terjadi. Salah satunya dengan menghalalkan upaya apapun agar euforia kemenangan sementara Paslon 01 di hitung cepat 12 lembaga survei kredibel berubah menjadi isu kemenangan hasil klaim mereka.

Untuk mensukseskan itu, di darat, mereka memobilisasi massa pendukung untuk mengarahkan people power seperti aksi mahasiswa tahun 98. Di udara, narasi yang dibangun di media sosial: tidak percaya hasil quick count, menjadikan foto sotosop hasil QC di TV sebagai rujukan, dan menuding curang.

Baca juga :