Megawati Pemersatu Kaum Nasionalis yang Tak Tergantikan

Megawati sebagai seorang kader yang baru diajak bergabung pada tahun 1987, dianggap membawa angin segar.
Kamis, 08 Agustus 2019 19:43 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

Denpasar, Gesuri.id - Tagline Sekali Mega Tetap Mega menggema mengiringi pelaksanaan Kongres V PDI Perjuangan 8-10 Agustus 2019 di Bali. Hal itu mengingatkan pada sejarah Kongres Luar Biasa PDI tahun 1993 di Surabaya.

Dimana saat itu, Megawati sebagai seorang kader yang baru diajak bergabung pada rahun 1987, dianggap membawa angin segar bagi kebangkitan partai kelompok Nasionalis Marhaen di tengah intimidasi rezim. Dan panggung politik yang diberikan kepada Megawati saat itu, menunjukkan kualitas kepemimpinan Megawati yang kuat dan teguh terhadap prinsip kebenaran.

Sehingga di penghujungtahun 1993, aspirasi dari akar rumput PDI saat itu mayoritas mendorong Megawati tampil melawan rezim Orde Baru yang kerap mendikte proses demokrasi di tubuh PDI.

Dan Megawati hadir sebagai simbol perjuangan serta perlawanan. Tepatnya saat Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya tahun 1993, setelah sejak September banyak menerima kedatangan pengurus cabang PDI dari berbagai daerah yang meminta kesediaannya. Megawati pun pada Selasa 23 November 1993 di kediamannya di Jalan Kebagusan IV Nomor 45 Jakarta Selatan, meluncurkan buku Bendera Sudah Saya Kibarkan.

Menanggapi fenomena semangat kader banteng dari arus bawah yang kembali menginginkan Megawati menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan, Ketua DPC PDI Perjuangan Pesisir Barat yang baru saja demosioner, Oking Ganda Miharja menyatakan sosok Ibu Megawati memang tak tergantikan.

Baca juga :