Ikuti Kami

Megawati Pemersatu Kaum Nasionalis yang Tak Tergantikan

Megawati sebagai seorang kader yang baru diajak bergabung pada tahun 1987, dianggap membawa angin segar.

Megawati Pemersatu Kaum Nasionalis yang Tak Tergantikan
Ketua DPC PDI Perjuangan Pesisir Barat, Lampung periode 2015-2020 Oking Ganda Miharja. (Foto: Rmollampung)

Denpasar, Gesuri.id - Tagline 'Sekali Mega Tetap Mega menggema mengiringi pelaksanaan Kongres V PDI Perjuangan 8-10 Agustus 2019 di Bali. Hal itu mengingatkan pada sejarah Kongres Luar Biasa PDI tahun 1993 di Surabaya.

Dimana saat itu, Megawati sebagai seorang kader yang baru diajak bergabung pada rahun 1987, dianggap membawa angin segar bagi kebangkitan partai kelompok Nasionalis Marhaen di tengah intimidasi rezim. Dan panggung politik yang diberikan kepada Megawati saat itu, menunjukkan kualitas kepemimpinan Megawati yang kuat dan teguh terhadap prinsip kebenaran.

Sehingga di penghujung tahun 1993, aspirasi dari akar rumput PDI saat itu mayoritas mendorong Megawati tampil melawan rezim Orde Baru yang kerap mendikte proses demokrasi di tubuh PDI.

Dan Megawati hadir sebagai simbol perjuangan serta perlawanan. Tepatnya saat Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya tahun 1993, setelah sejak September banyak menerima kedatangan pengurus cabang PDI dari berbagai daerah yang meminta kesediaannya. Megawati pun pada Selasa 23 November 1993 di kediamannya di Jalan Kebagusan IV Nomor 45 Jakarta Selatan, meluncurkan buku “Bendera Sudah Saya Kibarkan”.

Menanggapi fenomena semangat kader banteng dari arus bawah yang kembali menginginkan Megawati menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan, Ketua DPC PDI Perjuangan Pesisir Barat yang baru saja demosioner, Oking Ganda Miharja menyatakan sosok Ibu Megawati memang tak tergantikan.

"Jika Kita menyebut PDI Perjuangan maka tidak lepas dari Sosok Megawati Soekarnoputri dan suaminya Taufiq Kiemas. Keduanya bahu membahu membesarkan Partai ini dan menyatukan pendukung Kaum Nasionalis yang semula bertebaran di banyak partai berideologi Soekarnois seperti PNI-nya Sukmawati Soekarnoputri bahkan Partai Pelopor-nya Rachmawati Soekarnoputri dan lain-lain dengan jargon Rumah Besar Kaum Nasionalis", terang KRT. Oking Ganda Miharja, SH Ketua DPD BMI Lampung 2014 - 2017 kepada Gesuri, Rabu (7/8).

Setelah sosok Taufiq Kiemas sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Pusat wafat, Oking menilai  posisinya tak tergantikan. Begitu juga dengan posisi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri adalah Perekat dan Pemersatu. Jadi selama Bu Mega masih berkenan memimpin partai, maka partai ini harus tetap dipimpin oleh figur yang terbukti kuat dan telah sukses membesarkan Partai ini sebagai pemecah rekor menjadi Partai pemenang pemilu dua kali berturut-turut 2014 dan 2019 dan menjadikan kadernya Jokowi sebagai Presiden RI 2 Periode juga", tambah Ketua DPC PDI Perjuangan Pesisir Barat Lampung periode 2015 - 2019.

"Mengingat itu semua, Sangat wajar jika seluruh Kader Partai dari Sabang sampai Merauke. Dari Miangas sampai Pulau Rote mendaulat kembali Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan 2019 - 2024. Sekali Mega Tetap Mega", tegas Oking yang kini menjabat sebagai Sekjen Badan Pimpinan Pusat (BPP) Perkumpulan Advocaten Indonesia (PAI).

Quote