Hasto: Figur Publik Harus Bertata-Krama dalam Berbicara

Hasto juga meminta kontestasi politik Indonesia diisi dengan ujaran-ujaran yang mengindahkan harkat dan martabat bangsa.
Selasa, 06 November 2018 16:38 WIB Jurnalis - Imanudin

Jakarta, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto meminta kasus ucapan Prabowo mengenai wajah Boyolali tidak bisa masuk hotel mahal yang berujung kontroversi dijadikan pelajaran oleh semua pihak, terutama figur publik, supaya bertata-krama dalam berbicara dan sesuai dengan kultur Indonesia.

Baca:Rahmad: Prabowo Harus Minta Maaf pada RakyatBoyolali

Apa yang disampaikan pak Prabowo hanya pas dalam budaya Barat. Mungkin karena pak Prabowo lama hidup di luar negeri sehingga tidak memahami tepo sliro dalam budaya Jawa, ataupun kurang paham budaya Indonesia karena masa kecilnya dibesarkan di negara Barat. Semua pihak sebaiknya mengambil pelajaran tersebut bahwa di dalam politik disiplin berbicara dan pemahaman kultur bangsa itu sangat penting, ujar Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto

Hasto juga meminta kontestasi politik Indonesia diisi dengan ujaran-ujaran yang mengindahkan harkat dan martabat bangsa. Bukan dengan merendahkan status sesama anak bangsa.

Pemimpin, terlebih calon presiden, seharusnya menampilkan gagasan positif bagaimana menggelorakan harkat dan martabat rakyatnya, sehingga meskipun secara lahir nampak biasa, namun punya kebanggaan sebagai warga negara Indonesia, tutur Hasto.

Pak Prabowo harus paham bahwa menjadi petani, pedagang pasar, tukang jamu, bahkan tukang sapu adalah kerja yang bermartabat selama dilakukan dengan penuh rasa percaya diri. Sebab dengan bekerja, di situlah jati diri kemanusiaan untuk berdiri di atas kaki sendiri hadir. Hal inilah yang seharusnya dilihat Pak Prabowo, lanjut Hasto.

Baca juga :