Jakarta, Gesuri.id -Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar jumlahlibur akhir tahun 2020dikurangi. Wakil Ketua Komisi VIII DPR RIIhsan Yunus menilai permintaan tersebut cukup berdasar karena akan berpotensi menimbulkan kerumunan manusia.
Saya merasa hal ini cukup berdasar. Pasca-liburan 17-an, lonjakan kasus di akhir Agustus sampai 32 persen pasca-libur panjang 28 Oktober sampai 1 November, kasus sempat menembus 5.000-an orang per hari. Liburan pasti menimbulkan kerumunan, kata Ihsan, Senin (23/11).
Baca:Ganjar Mendes PDTT Tetapkan Jatisobo Jadi Desa Inklusif
Kendati demikian, Ihsan menilai meskipunlibur akhir tahundikurangi tidak menjamin tak ada pergerakan warga yang berpergian. Sebab, ia menilai masih ada potensi bagi orang tua untuk mengambil cuti dan mengajak anak-anak berlibur.
Di lain sisi, kalaupun liburan dipangkas, perlu antisipasi bahwa di masa-masa itu anak sudah libur sekolah. Jadi, walau tidak ada libur panjang, bisa saja orang tua mengambil cuti dan tetap berpergian dengan anak-anaknya, kata Politisi PDI Perjuangan itu.