Jokowi: Harus Siap Dengan Kebijakan Yang Tidak Populer

Kepala Negara juga menyampaikan tantangan yang dihadapi akan lebih berat.
Jum'at, 09 Agustus 2019 10:30 WIB Jurnalis - Effatha Gloria V.G. Tamburian

Jakarta, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, bahwa pada periode kepemimpinan tahun 2019-2024, pekerjaannya tambah berat. Kepala Negara menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi juga akan lebih berat.

Ia menunjuk contoh isu toleransi dan radikalisme yang menjadi ancaman dan tantangan NKRI, disamping ekonomi global juga sedang mengalami perlambatan, termasuk perang dagang antara Amerika dan Tiongkok.

Kita harus siap terhadap kebijakan-kebijakan yang tidak populer sekalipun tetapi itu penting untuk rakyat, kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan Kongres V PDI Perjuangan, di Ruang Agung, Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Bali, Kamis (8/8) siang.

Pada kesempatan itu, Presiden yang hadir di acara tersebut mengenakan busana adat Bali memberikan contoh di 2014 saat pemerintah memangkas subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak). Meskipun kebijakan yang sangat tidak populer, Presiden mengaku paham bahwa 70% subsidi BBM itu justru dinikmati oleh kelompok menengah dan kelompok atas. Oleh karena itu, Kepala Negara menyampaikan bahwa pemerintah memangkas alokasi subsidi itu, lalu dialokasikan hampir 40% untuk masyarakat yang belum sejahtera lewat program-program, baik itu PKH (Program Keluarga Harapan), baik itu Rastra (Beras Sejahtera), Dana Desa dan lain-lainnya.

Contoh lain, ke depan, lanjut Presiden Jokowi, pemerintah juga butuh mempercepat investasi untuk membuka peluang lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya. Tetapi, lanjut Presiden, juga terkendala banyak hal, misalnya aturan regulasi ketenagakerjaan kita yang tidak ramah terhadap investasi. Hal ini, menurut Presiden, (berdampak, red) pada peluang lapangan pekerjaan yang tidak tumbuh dengan cepat.

Baca juga :