Achmad Hidayat Dorong Penguatan Marinir untuk Menjawab Tantangan Keamanan Maritim

Sejak era Sriwijaya, Singosari, hingga Majapahit, kekuatan laut kita ditopang oleh pasukan elite yang memiliki tugas serupa dengan Marinir
Minggu, 16 November 2025 01:34 WIB Jurnalis - Nurfahmi Budi Prasetyo

Surabaya, Gesuri.id - Kader PDI Perjuangan, Achmad Hidayat, menegaskan bahwa penguatan Korps Marinir TNI AL merupakan kebutuhan strategis untuk menjawab tantangan pertahanan Indonesia sebagai negara maritim. Menurutnya, Marinir bukan sekadar pasukan pendarat, tetapi bagian tak terpisahkan dari sistem pertahanan yang menjaga kedaulatan Nusantara.

Berbicara pada momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Korps Marinir yang diperingati setiap 15 November, Achmad menyampaikan bahwa sejak masa lampau, kekuatan Nusantara selalu bertumpu pada armada prajurit yang memiliki standar tempur tinggi. Sejak era Sriwijaya, Singosari, hingga Majapahit, kekuatan laut kita ditopang oleh pasukan elite yang memiliki tugas serupa dengan Marinir masa kini, ujarnya di Surabaya, Sabtu (15/11).

Achmad juga mengingatkan bahwa pemikiran Bung Karno menempatkan Korps Komando (KKO), cikal-bakal Marinir, sebagai garda terdepan penjaga kedaulatan negara kepulauan. Tanggal 15 November sendiri dipilih sebagai HUT Marinir berdasarkan perayaan pertamanya pada 1945 di Tegal, Jawa Tengah, yang menandai tonggak penting penguatan pasukan amfibi Indonesia.

Dalam perspektif geopolitik, lanjut Achmad, posisi Indonesia yang berada di jalur silang dunia menjadikan kekuatan maritim sebagai kebutuhan strategis. Ia menekankan bahwa Marinir harus mampu menjadi tulang punggung negara maritim dunia sebagaimana cita-cita besar para pendiri bangsa. Kedaulatan tidak bisa hanya dijaga dengan diplomasi. Kekuatan laut dan pasukan amfibi adalah faktor penentu, tegasnya.

Achmad menyoroti bagaimana warisan pemikiran Soekarno, termasuk Doktrin Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), relevan untuk menjawab tantangan modern. Doktrin itu memadukan kekuatan kapal perang, pesawat udara, dan pasukan pendarat amfibi sebagai satu kesatuan operasi tempur terpadu. Menurutnya, Marinir memegang peran vital sebagai unsur yang menghadirkan efek deterensi di wilayah perbatasan dan titik-titik rawan konflik.

Baca juga :