Jakarta, Gesuri.id - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, membesarnya praktik korupsi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari merosotnya nilai moral dan etika kebangsaan. Hal itu ia ungkapkan dalam Seminar Nasional memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa (9/12). Menurut Hasto, bangsa yang kehilangan etika akan memproduksi pemimpin yang mudah tergoda oleh kekuasaan.
Hasto menguraikan bagaimana sejarah Indonesia di era Orde Baru memperlihatkan sentralisasi kekuasaan yang berujung pada maraknya praktik KKN. Ia menceritakan bagaimana akses terhadap sumber daya negara hanya dinikmati oleh pihak yang dekat dengan kekuasaan.
Sumber daya alam kita dikonsesi atas nama kekuasaan, bukan atas nama rakyat, tuturnya.
Dalam pidatonya, Hasto menyebutkan bahwa Bung Karno pernah menolak tekanan asing yang ingin menguasai aset strategis Indonesia. Prinsip anti-kolonialisme itu, kata Hasto, menjadi modal moral bagi bangsa untuk menjaga integritas dalam pengelolaan negara. Namun, nilai-nilai itu perlahan terkikis seiring berjalannya waktu.
Hasto menggarisbawahi pentingnya mengembalikan etika bernegara ke dalam demokrasi modern. Menurutnya, buku How Democracies Die karya Steven Levitsky menggambarkan secara jelas bagaimana sebuah negara dapat jatuh ke dalam autokrasi melalui erosi nilai moral dan penyalahgunaan lembaga negara. Indonesia harus belajar dari pengalaman global, ujarnya.