5 Pelajaran dalam 45 Menit di Balai Pemuda

Oleh Eri Irawan, anggota DPRD Kota Surabaya, Jawa Timur.
Selasa, 11 November 2025 17:38 WIB Jurnalis - Heru Guntoro

Jakarta, Gesuri.id - Di Balai Pemuda, gedung bersejarah yang dibangun sejak 1907 dan memiliki kisah transformasi dari bangunan elitis penjajah Belanda menjadi pusat seni-budaya rakyat, Hasto Kristiyanto menatap ratusan anak muda di hadapannya dalam program Heroisme yang dihelat Youth Leaders Forum Surabaya. Selama 45 menit, penulis buku Geopolitik Bung Karno: Progressive Geopolitical Coexistence setebal lebih dari 300 halaman itusaya membaca soft copy-nya di laman BPIPmula-mula bicara soal pemikiran geopolitik Bung Karno lalu menjadikannya sebagai pintu masuk untuk mengingatkan anak-anak muda Kota Pahlawan bahwa ada lima hal yang harus diperbuat hari ini. Lima hal yang membedakan mentalitas seorang pahlawan dan seorang pecundang.

Minggu malam itu, 9 November 2025, Hasto Kristiyanto menjelaskan betapa pentingnya pemahaman geopolitik Soekarno dalam menentukan posisi bangsa Indonesia. Pemahaman itu muncul dari amatan yang tajam terhadap kondisi bangsa dan relasi antarbangsa yang tak bisa lepas dari tekad untuk berdaulat dan merdeka.

Dengan national view, world wide view, society view, maka Bung Karno merumuskan kepentingan nasional. Apa itu? Indonesia merdeka. Itu diucapkan pada usia 26 tahun di tengah hegemoni Belanda yang luar biasa. Dari situ kemudian menghasilkan satu tekad dan tindakan strategis: mengorganisasir rakyat, tutur Hasto, yang meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia dan Universitas Pertahanan.

Baca:GanjarAjak Kader Banteng NTB Selalu Introspeksi Diri

Baca juga :