Belajar dari 'New Normal' di Timur-Tengah

Oleh: Zuhairi Misrawi, Politisi PDI Perjuangan, Analis Pemikiran dan Politik Timur-Tengah di The Middle East Institute, Jakarta
Jum'at, 29 Mei 2020 08:37 WIB Jurnalis - Effatha Gloria V.G. Tamburian

Jakarta, Gesuri.id - Timur-Tengah setelah pandemi bukanlah Timur-Tengah sebelum pandemi. Timur-Tengah adalah wilayah yang terlebih dahulu menerapkan kebijakan kenormalan baru (new normal) sebelum negara-negara yang lain. Uni Emirat Arab (UEA) adalah negara di kawasan yang pertama kali memasuki zaman normal baru, yaitu memilih untuk berdamai dengan corona dengan membuka karantina akhir April lalu.

Kita melihat warga menyambut pembebasan dari karantina dengan suka-cita. Mereka berkonvoi dan memadati sejumlah mall, khususnya di Dubai. Langkah ini diambil dalam rangka memberikan nafas bagi kebuntuan ekonomi yang dihadapi oleh negara yang selama ini menikmati rezeki berlimpah dari sektor pariwisata, investasi, dan energi itu.

Karantina yang berlaku selama berminggu-minggu sejak merebaknya corona di kawasan telah menyebabkan pemerintah setempat mengambil langkah karantina yang menyebabkan lumpuhnya perekonomian, sehingga menyebabkan pengeluaran negara yang cukup besar dalam memberikan insentif keuangan terhadap sektor swasta. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan krisis ekonomi yang serius dan berdarah-darah.

Maka dari itu, UAE menjadi negara yang pertama di Timur-Tengah mengambil kebijakan normal baru dengan membuka karantina dan menerapkan kebijakan yang longgar, khususnya pada sektor ekonomi. Beberapa teman saya yang tinggal di UAE mengisahkan betapa dampak kebijakan karantina lebih menyesakkan daripada pandemi yang sedang dihadapi oleh sebagian warganya.

Di UAE sendiri ada sekitar 11,300 warga yang positif Covid-19, dan 89 di antaranya meninggal dunia. Setiap harinya masih ada sekitar 500 warga yang positif. Hingga saat ini mereka sudah melakukan tes bagi 1.000.000 lebih warga, dan akan terus melakukan tes bersamaan dengan kebijakan normal baru yang akan diambil oleh pemerintah.

Baca juga :