Islam Menurut Sang Proklamator

Oleh: Bonnie Triyana, Pemimpin Redaksi Majalah Historia
Kamis, 07 Juni 2018 16:43 WIB Jurnalis - Elva Nurrul Prastiwi

Kekuasaan negara tidak bisa dicampur aduk dengan agama, kalau tidak nanti penguasa bisa memiliki tafsir tunggal, jadi bisa memukul siapapun, itu tidak baik, jadi harus dipisah.

Harus kita akui semakin sekuler sebuah negara, semakin berkembang ilmu pengetahuan dan logika serta rasionalitas, maka rakyatnya semakin maju. Semakin negara menyatukan kekuasaan agama dengan politik, maka akan semakin banyak ributnya. Itu yang terjadi di Eropa, Eropa ini kan pengalaman agamanya dan hubungannya dengan negara itu jelas lebih panjang sampai mungkin ada masa inkusisi.

Sebetulnya Soekarno atau yang akrab disebut Bung Karno itu sudah mulai belajar Islam mulai dari Sukamiskin, beliau memulainya dengan membaca banyak buku, kemudian ia lebih mendalami lagi ketika berada di Ende, Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur.

Diketahui Bung karno memiliki beberapa problem di kalangan umat Islam di indonesia, berikut beserta kutipan dari Bung Karno, di antaranya adalah;

1. Takhyul
Umat Islam mundur, Karena percaya kepada azimat-azimat, tangkal-tangkal dan keramat-keramat. Pada zaman dulu, Muhammadiyah melakukan kampanye itu dengan melawan TBC (Tahayul, Bidah, Khurofat), ini menurut Bung Karno menjadi salah satu penghalang kemajuan Islam.

Baca juga :