Kebebasan Beribadah di Republik Indonesia

Oleh: Ketua Umum DPP Bamusi, Prof. Dr. Hamka Haq, MA.
Jum'at, 30 Desember 2022 13:01 WIB Jurnalis - Heru Guntoro

Jakarta, Gesuri.id - Sebagian masyarakat Muslim masih sangat kuat sikap eksklusifitasnya, sehingga sangat sulit menerima hal-hal yang berbeda dengan komunitasnya.

Sikap seperti itu sebenarnya lahir sejak zaman kolonial, saat bangsa kita menutup diri dan mempertahankan identitas berhadapan dengan kolonialis yang berbeda dengannya dari segi ras dan agama. Sebagai bangsa yang pernah terjajah, masyarakat kita mudah dilanda rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan terhadap pihak lain dan selalu mencurigai hal-hal yang asing baginya.

Sifat-sifat tersebut masih terbawa ke zaman sekarang, zaman kemerdekaan. Sebagian mereka sulit menerima perbedaan, terutama jika berkaitan dengan agama. Misalnya mereka masih belum rela sepenuhnya bertetangga dengan non Muslim, dengan alasan khawaatir anak-anaknya jadi murtad.

Jangankan bertetangga, menyaksikan tayangan televisi yang berbau non Muslim pun, mereka enggan. Sejak dini anak-anaknya dididik untuk membenci seluruh yang berbeda dengan Islam.

Baca:Natal Gereja Abdi Agape Pakato, Karolin: Bentuk Syukur

Baca juga :