Lahan Basah dan Pengaruhnya Terhadap Perubahan Iklim

Oleh: E. Y. Wenny Astuti Achwan, Caleg PDI Perjuangan DPR RI, Dapil NTB 2.
Sabtu, 02 Februari 2019 19:31 WIB Jurnalis - Effatha Gloria V.G. Tamburian

Lahan basah (wetland) adalah area yang meliputi danau, sungai, rawa-rawa dan lahan gambut, serta daerah pesisir dan laut seperti laguna, hutan bakau dan terumbu karang. Hari ini, lahan basah mencakup lebih dari 12 juta kilometer persegi (4,6 juta mil persegi).

Lahan basah adalah salah satu ekosistem paling bernilai dan juga merupakan keanekaragaman hayati di dunia. Lahan gambut sendiri menyimpan karbon dua kali lebih banyak dari hutan dunia, meskipun luasnya hanya mencakup tiga persen dari seluruh permukaan tanah.

Lahan basah terus-menerus mengeluarkan karbon dan menyimpannya. Tanaman mengeluarkannya dari atmosfer dan mengubahnya menjadi jaringan tanaman dan akhirnya menjadi tanah ketika tanaman mati dan membusuk. Pada saat yang sama mikroba di tanah basah melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer saat mereka mengkonsumsi bahan organik.

Lahan basah alami menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskannya. Tetapi pada saat iklim menghangatkan tanah basah, metabolisme mikroba meningkat sehingga melepaskan gas rumah kaca tambahan.

Baca juga :