Milenial Jadi Penentu Kemenangan Gus Ipul-Puti

Dari survei ditemukan pemilih dengan rentang umur 17-21 tahun, suara ke Gus Ipul-Puti 44,2 persen, sedangkan ke Khofifah-Emil 30,8 persen
Jum'at, 25 Mei 2018 14:47 WIB Jurnalis - Ali Imron

EVA Sorensen, pakar komunikasi politik menyebut bahwa ada tiga arena dalam inovasi politik yaitu institusi, proses dan kebijakan. Ketiga elemen itu kini menjadi elemen penting pada pertarungan Pilgub Jatim 2018 terutama dalam meraih suara pemilih dari kalangan milenial. Kenapa bisa seperti itu?

Begini alasannya. Institusi dalam hal ini partai politik menjadi faktor yang turut dilihat oleh generasi milenial. Mereka punya caranya sendiri dalam mencari tahu apakah partai politik tersebut benar-benar memiliki program yang real untuk menampung semua kreativitas mereka di Jawa Timur atau hanya sekedar php belaka.

Baca : Adu Jempol di Era Disruptif Media

Berikutnya adalah proses. Para pemilih milenial tentunya melihat sosok yang disodorkan oleh partai politik dalam membangun Jawa Timur. Mereka melihat apakah sosok tersebut termasuk bagian yang dilahirkan dari proses generasi milenial atau malah generasi sebelumnya?

Dan berikutnya adalah kebijakan. Apakah sosok tersebut sudah merepresentasikan kelompok mereka atau belum? Wajah representasi ini bisa dilihat dari berbagai faktor seperti alasan internal misalnya usia, kesamaan minat dan hobi sampai alasan eksternal apakah memiliki keberpihakan terhadap generasi milenial yang diwujudkan oleh berbagai macam program andalan yang diusung.

Tapi indikasi itu juga harus disinkronkan dengan tiga karakteristik utama dari generasi milenial. Pertama karena faktor connected, creative, and confidence. Connected atau koneksi karena mereka sebagai pribadi yang pandai bersosialisasi terutama di dalam komunitasnya. Mereka juga aktif berselancar di media sosial dan internet.

Baca juga :