Pembuktian Ilmiah Geopolitik Bung Karno

Bung Karno memiliki pandangan visioner tentang bagaimana seharusnya tatanan dunia tersusun, mengedepankan Co-Existence atau Ko-eksistensi.
Senin, 13 Juni 2022 09:46 WIB Jurnalis - Anton DH Nugrahanto

Jakarta, Gesuri.id - Banyak yang mengira bahwa peranan Bung Karno dalam sejarah hanya sebatas memerdekakan Indonesia padahal arti penting Bung Karno jauh lebih dari itu. Bung Karno memiliki pandangan visioner tentang bagaimana seharusnya tatanan dunia tersusun yang lebih mengedepankan Co-Existence atau Ko-eksistensi ketimbang tatanan dunia yang saling mengeksploitasi.

Lu ada, Gue ada istilah Bung Karno dalam bahasa Betawi yang diungkapkannya dalam pidato pada tahun 1960, tatanan dunia yang saling mengakui, damai atau pasifis, humanisme, ekonomi kolektif, berkebudayaan dan mencintai alam.

Baca:Sekjen Hasto: Bulan Bung Karno 2022, Bangun Keunggulan IPTEK

Ada dua periode besar jalan pemikiran Bung Karno, periode pertama langkah memerdekakan bangsanya dan periode kedua adalah ikut mengembangkan tatanan dunia baru yang didasarkan pada daya hidup kelola Ko-Eksistensi menggantikan tatanan dunia lama yang dianggap Bung Karno mengeksploitasi antara negara kuat dengan negara lemah, antara kekuatan Kapital Kuat kepada pihak yang menyerahkan tenaga dan sumber daya-nya pada kapital yang kuat atau lexploitation de lhomme par lhomme.

Pada periode pertama puncaknya adalah pidato Indonesia menggugatdi Landraad (Pengadilan Kolonial), Bandung tahun 1930 dengan pisau sejarah, Bung Karno mengungkap asal muasal Kolonialisme dan Imperialisme yang menjadi penyebab kesengsaraan jutaan manusia Indonesia. Dan pada periode kedua adalah pidato Bung Karno di Konferensi Asia Afrika, di Bandung tahun 1955 yang kemudian digenapi pada pidato Bung Karno di PBB To Build World A New di New York, tahun 1960.

Baca juga :