Ikuti Kami

Darmadi Durianto: Pemikiran Bung Karno Selalu Relevan Melintasi Zaman

Selalu relevan lintas Pemikiran Bung Karno zaman terutama dalam melihat peran Indonesia di tengah dinamika dunia yang terus berubah.

Darmadi Durianto: Pemikiran Bung Karno Selalu Relevan Melintasi Zaman
Anggota DPR RI Darmadi Durianto menghadiri Public Lecture oleh David Van Reybrouck dengan tema 'Sukarno and the Making of the New World.'

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Darmadi Durianto menghadiri Public Lecture oleh David Van Reybrouck dengan tema "Sukarno and the Making of the New World."

"Selalu relevan lintas zaman Pemikiran Bung Karno, terutama dalam melihat peran Indonesia di tengah dinamika dunia yang terus berubah," ujarnta, Minggu (26/10).

Bung Karno, lanjutnya, tidak hanya berbicara tentang kemerdekaan bangsa, tapi juga bagaimana Indonesia harus menjadi bagian dari tatanan dunia baru yang lebih adil dan berkeadaban.

"Sebuah refleksi penting agar semangat kemandirian dan keberpihakan pada rakyat tetap menjadi fondasi dalam setiap kebijakan dan langkah bangsa," ungkapnya, Minggu.

Diketahui, Public lecture David Van Reybrouck bertema "Sukarno and the Making of the New World" telah diadakan pada hari Rabu, 22 Oktober 2025, pukul 19.00 WIB di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki. 

Acara ini menghadirkan penulis dan sejarawan Belgia, David van Reybrouck, untuk membahas gagasan Sukarno dalam membentuk tatanan dunia baru. 

Tidak seperti banyak sejarawan yang memperlakukan Revolusi Indonesia sebagai kisah "lokal/nasional", David menempatkannya dalam bingkai global, sebagai peristiwa yang turut memicu gelombang besar dekolonisasi pada paruh kedua abad ke-20. 

Dalam kisah itu, Sukarno benar-benar sentral, karena kemampuannya menerjemahkan gagasan-gagasan kompleks dan agenda global ke dalam bahasa yang mudah dipahami masyarakat awam. 

Ia memimpin sebuah republik yang masih sangat muda, hampir tanpa sumber daya, dan menghadapi tantangan yang sangat besar. Dalam situasi itulah gagasan tentang "dunia baru" muncul, dunia yang bebas dari kolonialisme dan imperialisme.

Tentu saja, ada reaksi dari mereka yang memahami bahwa di "dunia baru" ini, mereka akan kehilangan segala macam hak istimewa: akses ke kekayaan, sumber daya ekstraktif, dan gaya hidup mereka yang sangat mewah. Sebuah mesin politik yang utuh kemudian dibangun dengan satu tujuan: menghentikan terbentuknya "dunia baru" itu di bawah Sukarno.

1965 meledak. Banyak orang terbunuh. Sukarno disingkirkan. Orde Baru muncul sebagai pemenang.

Saat ini, ketika "dunia lama" jelas-jelas runtuh dan tak seorang pun bisa berpura-pura sebaliknya, kita harus bertanya pada diri sendiri: apakah gagasan-gagasan yang diperjuangkan Sukarno puluhan tahun lalu masih memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan kita?. demikian dikutip dari IG hilmarfarid, Minggu.

Quote