Pergolakan Pemikiran Ideologi Soekarno Muda

Bung Karno (BK) muda adalah fase sebelum dia menjadi presiden, sedangkan BK tua setelah dia menjadi presiden.
Selasa, 01 Juni 2021 09:50 WIB Jurnalis - Elva Nurrul Prastiwi

Jakarta, Gesuri.id - Hari ini,rakyat Indonesia mengenang Hari Pancasila, 1 Juni, yang tentu saja akan mengenang pencetusnya yakni Bung Karno (BK).

Meninjau pikiran BK untuk melihat ideologi Bung Karno sangat penting kita lakukan, karena bagaimanapun, selain kontribusi pikiran ideologi Bung Karno (BK) sangat besar bagi kemerdekaan dan perjalanan bangsa, suksesi ideologis via PDI Perjuangan ke depan juga sangat penting diketahui rakyat. Pikiran-pikiran Bung Karno berkembang dalam dua tahapan, yakni BK Muda dan BK Tua.

BK muda adalah fase sebelum dia menjadi presiden, sedangkan BK tua setelah dia menjadi presiden. Pembagian seperti ini untuk menyederhanakan saja, bahwa pikiran BK muda lebih sebagai pergolakan pemikiran, original dan unique. Sedangkan BK tua sudah bercampur dengan pragmatisme kekuasaan, seperti akomodasi politik dan lainnya.

Pada masa Sukarno muda, tiga fase penting mengantarkan dirinya sebagai pemikir ideologis. Pertama adalah interaksinya dengan Tjokroaminoto, kedua adalah pemenjaraan di Sukamiskin, serta ketiga adalah di masa pembuangan di Ende dan Bengkulu. Kita akan melihat fase-fase ini, setidaknya sebagai sebuah refleksi ketika pikiran-pikiran si Bung masih murni, masih perawan.

Dalam fase ini ada tiga naskah besar yang cukup untuk mewakilinya, yakni pertama esai BK tahun 1926 Nasionalisme, Marxisme dan Islamisme, kedua pledoi BK di pengadilan Bandung tahun 1930, Indonesia Menggugat dan ketiga, esai BK tentang Islam Sontoloyo. Cukup artinya untuk melihat utuh pemikiran BK ketika muda tersebut. Marilah kita lihat ideologi BK.

Baca juga :