Jakarta, Gesuri.id - Pagi itu Senin 30 Agustus 2021, Iqbal seorang pelajar SMA Negeri di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) bangun lebih pagi dari biasanya. Ia bergegas sholat subuh lalu mandi dan sarapan. Wajah Iqbal tampak begitu ceria, pada hari tersebut ia pertama kali akan bertemu teman-teman dan gurunya di sekolah, setelah sekian lama belajar daring dari rumah dalam masa pandemi.
Beberapa daerah memang telah mengelar pembelajaran tatap muka (PTM) mulai Senin, 30 Agustus lalu setelah mendapat izin dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kemendikbudristek mengizinkan 63% satuan pendidikan yang berada di daerah PPKM level 1,2,3 memulai PTM secara terbatas.
Orang tua dan pihak sekolah juga tentu menyambut baik keputusan tersebut karena akan berdampak positif bagi perkembangan anak dan sekaligus bagi capaian akademik anak.
Titien Herawati, orang tua murid di SDN 1 Sumbawa Besar, NTB mengaku kini sangat senang setelah mendapat kabar dari pihak sekolah untuk memulai sekolah pembelajaran tatap muka. Meski sementara ini masih on off (masuk secara bergantian), tetapi ia merasa lebih senang ketimbang anaknya belajar dari rumah dengan sistem daring selama satu tahun terakhir ini.
Jika anaknya terus menerus belajar secara daring, Titien menilai kemampuan akademis anaknya akan tertinggal dari sewajarnya dibandingkan bila pembelajaran dilakukan secara tatap muka langsung.