Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, I Nyoman Adi Wiryatama, menyoroti terkait krisis transportasi di lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Antrean kendaraan mengular hingga belasan kilometer, pasca pembatasan keberangkatan kapal ferry yang sebelumnya berjumlah 24 armada per hari, kini hanya diizinkan dua kapal yang beroperasi.
Dalam pernyataannya, Adi Wiryatama menegaskan bahwa kondisi ini sudah sangat mengkhawatirkan. la menyebut, kemacetan parah di Gilimanuk bukan hanya dipicu oleh kondisi jalan yang putus, tetapi diperparah oleh kebijakan pembatasan operasional kapal yang tertuang dalam surat resmi KSOP Kelas III Tanjung Wangi tertanggal 14 Juli 2025.
Pembatasan kapal dari 24 menjadi hanya 2 kapal per hari sangat tidak masuk akal jika tidak disertai dengan solusi cepat. Ini menyebabkan kemacetan luar biasa di Gilimanuk dan berdampak langsung pada distribusi logistik ke Bali, tegas politisi senior asal Bali tersebut, Kamis (17/7).
Lebih lanjut, Adi mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak lanjutan yang kini mulai dirasakan masyarakat, khususnya para peternak ayam dan babi. Menurutnya, kelangkaan pakan ternak sudah mulai terjadi di sejumlah titik di Bali. Harga pakan mulai merangkak naik karena distribusinya terganggu akibat hambatan di jalur penyeberangan.
Saya sudah mendapat banyak keluhan dari peternak ayam dan babi di Bali. Mereka mulai kesulitan mendapatkan pakan, stoknya makin langka dan harganya sudah mulai naik. Kalau ini dibiarkan, bisa berdampak pada pasokan daging dan telur di pasar, dan akhirnya menyentuh masyarakat secara luas, ujar mantan Ketua DPRD Provinsi Bali ini dengan nada serius.