Aria Bima: Penulisan ‘Sejarah Enam Jilid’ Harus Jujur Catat Peran Bung Karno

Sejarah harus mencatat secara jujur, termasuk dalam peran, pemikiran, dan kontribusi Bung Karno untuk negeri ini.
Kamis, 03 Juli 2025 10:00 WIB Jurnalis - Effatha Gloria V.G. Tamburian

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima, menegaskan pentingnya penulisan sejarah Indonesia yang jujur dan utuh, khususnya dalam mencatat peran dan kontribusi Bung Karno. Ia mengingatkan agar praktik manipulatif dalam sejarah seperti yang pernah terjadi pada masa Orde Baru tidak kembali terulang.

Jangan ulangi penulisan sejarah enam jilid ala Orde Baru. Sejarah harus mencatat secara jujur, termasuk dalam peran, pemikiran, dan kontribusi Bung Karno untuk negeri ini, kata Aria Bima, dikutip pada Senin (30/6/2025).

Ia merujuk pada buku Sejarah Nasional Indonesia Enam Jilid yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975. Menurutnya, buku tersebut sarat dengan kepentingan rezim Orde Baru, terutama dalam rangka proyek desukarnisasi yang secara sistematis mengaburkan peran penting Bung Karno.

Kita masih ingat sejarah enam jilid versi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang diterbitkan tahun 1975. Sarat kepentingan Orde Baru, khususnya dalam proyek desukarnisasi. Di jilid keenam, peran Bung Karno sebagai penggali Pancasila dikaburkan, ungkapnya.

Aria Bima menyayangkan bagaimana narasi penggalian Pancasila dalam sejarah tersebut digantikan oleh versi Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPK) versi Muhammad Yamin. Padahal, narasi ini telah dibantah secara akademis oleh berbagai penelitian, termasuk oleh A.B. Kusumo dari Universitas Indonesia melalui kajian dokumen otentik dalam buku Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945.

Baca juga :