Krisis Populasi Babi, Bupati Nikson Surati Menteri Pertanian

"Ini sudah sangat berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat, kultur dan kaitannya dengan kondisi mayoritas warga".
Senin, 31 Mei 2021 17:30 WIB Jurnalis - Elva Nurrul Prastiwi

Medan, Gesuri.id - Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) dan sejumlah kabupaten/kota lainnya kini krisis populasi ternak babi pasca serangan wabah penyakit ASF (African Swine Fever) yang mematikan ratusan ribu ternak di Sumatra Utara sejak bulan November 2019 sampai September 2020.

Baca:Penanganan Covid-19 DKI PalingBuruk, Anies Tidak Jelas!

Tercatat, di Taput kematian ternak babi akibat serangan virus ASF mencapai 90% dari total populasi. Jika sebelumnya berjumlah 67.354 ekor, setelah adanya wabah penyakit, populasi ternak babi anjlok dan tersisa 3.734 ekor.

Pada kondisi Mei 2021 jumlah ternak babi di Kecamatan Tarutung sudah kosong. Sementara Kecamatan Siatas Barita merupakan salah satu daerah pemasok terbesar terhadap konsumen hanya tersisa 144 ekor, Adian Koting 133 ekor, Garoga 53 ekor dan Pahae Julu 32 ekor. Kecamatan lain pemasok terbesar seperti Siborongborong, Sipahutar dan Pangaribuan juga mengalami penurunan cukup drastis.

Ini sudah sangat berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat, kultur dan kaitannya dengan kondisi mayoritas warga saya yang beragama Kristen dan suku Batak (Toba), kata Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Sabtu (29/5).

Baca juga :