Mufti Anam Soroti Ironi Harga Beras: Negara Kita Agraris Tapi Rakyat Beli Beras Susah

Ia juga mendesak agar Satgas Pangan tidak hanya melakukan sidak, tetapi mampu menjerat pelaku mafia yang mempermainkan distribusi. 
Sabtu, 06 September 2025 22:01 WIB Jurnalis - Effatha Gloria V.G. Tamburian

Jakarta, Gesuri.id -Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Aimah Nurul Anam, menyoroti persoalan stabilisasi harga pangan, khususnya beras, yang semakin memberatkan masyarakat. Ia menilai kondisi ini ironis di tengah status Indonesia sebagai negara agraris.

Negara kita negara agraris, petani kita ada di mana-mana, tapi rakyat beli beras susah, mahal, kata Mufti dalam agenda Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Perdagangan Budi Santoso di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Kamis (4/9).

Mufti menyinggung laporan media massa yang menyebut beras merek Topi Koki kini dijual Rp140 ribu per kemasan, sementara beras medium dan premium dengan harga pemerintah justru sulit ditemukan di pasaran.

Bahkan kami coba cek di toko modern, beras murah tidak ada, yang ada hanya beras mahal. Ini alarm bagi pemerintah, ucapnya.

Ia menambahkan, keberadaan mafia pangan tidak lagi terselubung, melainkan sudah berani terang-terangan menentang kebijakan pemerintah.

Baca juga :