Pemerintah Didesak Atur Strategi Dampak Perang Dagang

Pelemahan rupiah juga dipicu perang dagang antara China dan AS yang kemudian menjadi perang mata uang. 
Selasa, 20 Agustus 2019 13:30 WIB Jurnalis - Elva Nurrul Prastiwi

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Badan Anggaran(Banggar) DPR RI Said Abdullah memperkirakan tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar masih belum mereda sebagai dampak dari kondisi ekonomi global yang belum membaik.

Ia menilai selain imbas normalisasi kebijakan moneter The Fed, pelemahan rupiah juga dipicu perang dagang antara China dan AS yang kemudian menjadi perang mata uang.

Baca:Jokowi: Saya Memimpin Lompatan Kemajuan Kita Bersama

Said meminta pemerintah menyiapkan grand strategy mengantisipasi dampak parang dagang AS dan China ini.

Jadi, kalau dua negara raksasa ekonomi ini berperang, maka akan membuat arus perdagangan dan rantai pasar global terhambat. Alhasil, kinerja ekspor Indonesia pun berpeluang terganggu karena penurunan permintaan, jelas Said Abdullah saat rapat kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Ruang Rapat Banggar DPR RI, Senin, (19/8).

Baca juga :