Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan mengajak mahasiswa untuk kritis demi meluruskan sejarah menegakkan kebenaran dengan mengoreksi pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menganggap tragedi 98, yakni pemerkosaan massal sebagai rumor sehingga tidak lagi ditulis dalam buku sejarah yang sedang direvisi.
Jadi, kita jangan diam. Ikut protes, anak-anak muda harus kritis terhadap kebijakan yang ingin menghapus fakta sejarah, kata Sofyan Tan dalam Sarasehan Peringatan Bulan Bung Karno bertema Relevansi Pemikiran Bung Karno di Era Society 5.0 di Politeknik Unggulan Cipta Mandiri (UCM) Campus Jalan Bambu I, Medan, Selasa (17/6).
Baca:GanjarBeberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar
Sofyan Tan menegaskan, tragedi 98 dimana banyak perempuan Tionghoa menjadi korban pemerkosaan bukan rumor, tapi fakta yang masih banyak bisa ditemukan dalam jejak digital. Di era society 5.0 penguasa tidak bisa lagi memanipulasi sejarah untuk kepentingan kekuasaan.