492 Tahun Jakarta: Kesemrawutan dan Kewarasan Warganya

DKI Jakarta berusia nyaris lima abad dan sebanyak 17 orang gubernur telah berganti.
Minggu, 23 Juni 2019 21:36 WIB Jurnalis - Gabriella Thesa Widiari

Jakarta, Gesuri.id - Jakarta, kota ku indah dan nyaman. Di situlah aku dilahirkan penggalan lirik lagu berjudul Gang Kelinci yang dipopulerkan oleh Lilis Suryani ini rasanya seperti mimpi di siang bolong. Pasalnya, di hari jadi Ibukota Negara Indonesia yang ke 492 tahun ini, Jakarta masih saja nampak semrawut dan membuat warganya hilang kewarasan.

Meskipun sudah berusia nyaris lima abad dan 17 orang gubernur telah berganti serta pembangunan infrastrutur terus berlanjut dan berkembang seolah tiada pernah berakhir, Jakarta tetap begitu-begitu saja. Tetap padat dan sumpek. Jangan ditanya lagi soal kemacetannya, mau-tidak-mau harus diterima. Kalau tidak, ya, siapa suruh datang (ke) Jakarta.

Bagaimana tidak? Di atas lahan seluas 661.5 km2 semuanya dipepatkan. Mulai dari kegiatan bisnis hingga panggung utama politik, terpusatkan di Jakarta. Kota ini serupa magnet yang menarik banyak orang untuk berbondong-bondong datang dan mencoba peruntungan. Tak heran jika akhirnya kepadatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta saat ini mencapai 15.663 jiwa per km persegi dengan dengan jumlah penduduk mencapai 10,37 juta jiwa.

Lalu, apakah ini tandanya Jakarta memang ditakdirkan untuk menjadi kota yang tak layak huni hingga membuat warganya jadi hilang kewarasan? Pada dasarnya memeng Jakarta tak dirancang untuk menanggung jutaan penduduk, maksimal 800 ribu jiwa saja yang bisa ditampung. Namun, sejak lima dekade belakangan ini, jumlah penduduk justru kian membengkak berkali-kali lipat dan berdampak pada menjamurnya perkampungan-perkampungan kumuh.

Beruntung Jakarta pernah memiliki sosok gubernur yang revolusioner yaitu Ali Sadikin. Bang Ali -- sapaan akrabnya -- diangkat sebagai gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Soekarno pada April 1966. Sejak hari pertama menjabat, Bang Ali memang telah memiliki ide-ide untuk menjaga kewarasan hidup sebuah kota. Baginya sebuah kota bukan hanya membangun dan mengembangkan infrastruktur, tapi juga menjaga kewarasan penghuninya.

Baca juga :