Membaca Pikiran Sukarno Lewat Buku Sarinah

Oleh: Tina Sofiati Fatimah, S.S., seorang guru di sebuah sekolah dasar swasta.
Senin, 20 April 2020 16:44 WIB Jurnalis - Effatha Gloria V.G. Tamburian

Dalam momentum hari Kartini ini, saya ingin mengambil intisari dari sebuah buku karangan Soekarno yaitu tentang perempuan, mungkin satu-satunya buku yang ia tulis yang khusus untuk perempuan Indonesia yaitu Sarinah.

Sarinah ini memang unik, tokoh yang diceritakan dalam buku Soekarno tetapi bukan ketokohan personal, tapi julukan untuk perempuan Indonesia. Namun nama Sarinah sendiri beliau dedikasikan kepada pengasuh masa kecilnya, yang selalu mengajarkan nya cinta kasih.

Buku ini mengandung berlian terutama bagi kita yang ingin memahami sejarah mengenai evolusi dan revolusi gerakan perempuan dari masa ke masa dan kewajiban perempuan dalam mewujudkan masyakat yang sejahtera secara sosial dan berkeadilan sosial.

Mempelajari sejarah gerakan perempuan, kita harus mundur kebelakang sedikit agar kita tidak a historis. Diawali dengan periodisasi dimana laki-laki dan perempuan mencari makanan dengan berpindah-pindah atau nomaden kemudian fase bercocok tanam dan beternak yang ketiga periode pertanian dan perdagangan dimana orang sudah mengetahui konsep hak milik dan yang terakhir adalah periode industrialisasi.

Baca juga :