Jakarta, Gesuri.id Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Selly Andriany Gantina menyoroti persoalan keterlambatan distribusi makanan jamaah haji yang berulang setiap tahun. Dalam Raker dengan Menteri Haji dan Umrah, Selasa (25/11), ia menyebut pengalaman dua hari sebelum Armuzna dan tiga hari setelah Armuzna sebagai contoh nyata lemahnya mitigasi.
Menurut Selly, Kementerian Haji dan Umrah perlu memiliki skenario mitigasi yang komprehensif, termasuk penyediaan stok makanan cadangan sehingga tidak 100 persen bergantung pada pihak ketiga. Ia mengingatkan bahwa tahun sebelumnya terdapat vendor yang wanprestasi.
Kita harus punya stok makanan. Jangan mengandalkan pihak ketiga saja. Apakah kita punya stok makanan siap saji? tegasnya.
Ia juga menyinggung kejadian ketika jamaah terpaksa membeli kebab karena makanan tidak datang tepat waktu, lalu uangnya diganti tanpa kejelasan mekanisme. Menurutnya, hal tersebut tidak boleh terulang.
Selly juga menyoroti situasi saat transportasi dari Muzdalifah menuju Mina mengalami stuck, sehingga pembimbing ibadah dan ketua kloter mengambil inisiatif membawa jamaah berjalan kaki. Mitigasi kedaulatan pergerakan harus disiapkan. Kalau bis tidak siap, siapa yang boleh memutuskan jamaah berjalan kaki? tanyanya.